Halaman

Tampilkan postingan dengan label cerita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita. Tampilkan semua postingan

Kamis, 07 Agustus 2014

KABAR GEMBIRA

Kabar Gembira!
................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ Blog ini berubah tampilan! :p

Rabu, 29 Februari 2012

cerbung : Gadis yang Menatap ke Pantai (bag.1)


Pintu kayu itu nampak telah lapuk. Daun pintunya bengkok. Bagian kusennya telah oleng, mur-mur bautnya nyaris copot. Aku yakin, kudorong sedikit saja, pintu itu akan ambruk. Namun, kucoba membukanya perlahan saja. Hawa gelap langsung menghembus wajahku begitu pintu itu mulai sedikit terbuka.
Benar saja. Lorong lurus yang gelap dan cukup sempit untuk dua orang. Untungnya aku hanya sendiri. Aku tak mampu melihat ujung lorong itu, nampaknya sangat panjang. Kucoba menerawang jauh ke depan, hanya ada sedikit cahaya-cahaya kecil. Sepertinya berasal dari lampu-lampu minyak model lawas, yang menempel di tiap beberapa jengkal temboknya. Mungkin.

Sebaiknya kutantang saja. Aku mulai melangkahkan kaki sedikit demi sedikit memasuki lorong tersebut. Kutengadahkan tatapanku ke langit-langit. Sarang laba-laba menjuntai di sana-sini, seperti pita hiasan ulang tahun. Dan benar, lampu-lampu minyak model lawas menempel di tembok. Tapi itu tak lantas membuat seisi ruangan jadi terang. Semakin aku masuk, lampu semakin sedikit, dan semakin gelap.
Kuendapkan langkah perlahan. Sejauh yang aku raba di sisi kiri kananku, hanya tembok bata yang telah berlumut. Aku bersyukur belum tersandung apapun dari tadi. Semakin gelap.
Takut? Tidak. Aku telah bertekad harus mencapai ujung lorong ini. Aku merasa, akan ada sesuatu yang sangat berharga. Entah di ujung sana, entah di sebuah ruangan, entah di mana.

Akan tetapi, sudah hampir 20 meter jauhnya aku hanya menelusuri sebuah lorong. Untunglah, kegelapan mulai sirna, begitu aku mencapai ruangan itu. Ruang tengah yang bundar, dengan sebuah lampu hias nan indah dan terang yang menggantung di atasnya. Hanya ada sebuah meja kayu bundar di ruangan tersebut. Tepat di tengah ruangan. Ruangan yang seharusnya bisa memuat sofa, meja panjang, dan sebuah tivi. Persis ruang tengah rumahku. Tapi, hanya ada sebuah meja bundar yang kecil.
“Untuk apa meja ini?” pikirku dalam hati. Berharap ada yang lainnya. Kumemutarkan badan, melihat ke sekililing. Hanya ada 2 buah jalan tanpa pintu. Yang satu lorong yang sudah kulalui tadi. Satu lagi, sepertinya hanya lorong panjang juga. Sama gelap dan sempitnya. Sama-sama tak bisa kulihat ujungnya.

Ah, coba lagi. Kulangkahkan kakiku mantap menuju lorong berikut itu.
Agar tak gelap, kuambil salah satu mangkok dengan lilin menyala, yang menggantung di tembok pangkal lorong ini.
Kususuri perlahan. Tak lagi terlalu gelap memang. Tapi, makin mencekam.
Kulihat sebuah kerangka manusia terduduk bersandar, lunglai di depanku. Bulu kudukpun mulai merinding. Kulompati saja kaki kerangka itu. “Permisi”, bisikku.
Tak sampai beberapa langkah kemudian, kuarahkan lilinku ke sisi kanan. Seperti ada sesuatu yang menempel di tembok.
Sebuah lukisan. Seorang gadis berkulit negro dengan penutup kepala mirip sorban yang menggulung ke atas, mengenakan gamis khas Afrika berwarna oranye yang menjuntai hingga ke lantai. Bagiku sebagai seorang laki-laki, wajahnya cukup manis. Apalagi dengan senyum mengembang di wajahnya, menghilangkan kesan horor dari lorong ini. Kedua tangan gadis itu memegang pipet dan gelas ukur untuk percobaan kimia. Di hadapannya, meja berisi berbagai gelas beker lain, sebuah mikroskop, dan sebuah tabung reaksi berikut selangnya.

Aneh. Bukan rasis, tapi aku belum pernah melihat atau mendengar dongeng, ada putri Afrika yang jadi ilmuwan (mungkin bukan aku yang rasis, tapi para pendongeng dari Eropa itu - ngeles dikit lah). Tapi, lukisan ini nampak berusia lebih tua dari dongeng yang biasa dibacakan oleh ibuku ketika aku kecil. Terlihat dari bingkainya yang sangat berkarat, juga cara melukisnya. Very classic. Siapa gerangan gadis ini? Siapa pelukisnya dan tahun berapa dia melukis?
Lupakan dulu. Mungkin akan kutemukan jawabannya setelah ini. Kulanjutkan lagi langkahku.
Crek! Kakiku seperti menginjak sesuatu.
Euuuh! Cairan hijau yang busuk dan jorok. Apa ini? Untung baru menempel sedikit di sandal jepitku.
Kulepas saja sandalku dna kutenteng. Kucoba menelusuri sumber cairan ini dengan lilinku.
Kulangkahkan kakiku satu langkah demi satu langkah, sangat hati-hati. Sebab, sepanjang jalan ini masih mengalir cairan hijau. Bila tidak hati-hati, aku bakal terpeleset.
Semakin ke sana, lebar permukaan airnya semakin meluas, dan kurasakan di kakiku cairannya semakin dalam. Semakin dalam, dan...
Brussss!!!
“Aaaaaaaaaaaaarrrrgh!!!”
Bruk!!!......................................................

Ouch! Apa itu tadi?!! Aku terjerembab di sebuah terowongan prosotan yang berliku dan dalam.
Fiuuh, untunglah aku terjatuh tepat di tumpukan karung ini.
“Aduh!” pantatku masih sakit.
Kupandangi sekitar. Sebuah ruangan yang sangat luas. Mesin-mesin besar di sana-sini. Beberapa buah meja dengan puluhan tabung dan gelas kimia, mikroskop, serta alat-alat eksperimen lain. Nampak seperti ruang eksperimen profesor-profesor di film-film. Bedanya, tak kucium ada bau manusia di sini.
Sambil masih mengelus-elus, menahan sakit di pantat, kucoba berdiri dan mendekati alat-alat di meja eksperimen itu. Semuanya seperti baru saja digunakan. Apakah memang begitu? Berarti, masih ada orang di sekitar sini?
Kutolehkan pandanganku ke belakang. Tersusun di lantai, tiga buah kurungan berbentuk kotak kecil, yang seperti biasa digunakan untuk mengurung tikus-tikus yang akan dijadikan bahan percobaan. Tapi, tak kudengar suara tikus mendecit dari situ.
Kubungkukkan punggungku, mencoba mendekatkan wajahku ke depan kurungan. Kuintip perlahan. Kucoba menerawang ke dalam kurungan yang gelap itu. Mulai sedikit terlihat jerami-jerami kecil di bagian lantainya. Kuintip perlahan demi perlahan. Kucoba melihat semakin ke dalam, dan...



(bersambung ke bagian 2)

Selasa, 10 Januari 2012

Mil si Keledai


Mulai Januari 2012 ini, saya akan menyertakan minimal 1 dongeng (dalam arti sesungguhnya) karya saya dalam tiap bulannya di blog ini. Biar sesuai sama judul blognya (kakjoemendongeng) gitu, hehe.            


          Di daerah belantara tak jauh dari Hierankopolis, Mesir kuno, pada masa itu masih begitu banyak dihuni oleh hewan-hewan liar. Yang paling liar dan ditakuti oleh hewan-hewan lain tentu saja singa. Singa sebagaimana di dongeng-dongeng lain, sangat berkuasa di hutan. Dia boleh dibilang memiliki kualitas kepemimpinan otoritarian yang hebat. Tak heran jika kemudian binatang-binatang herbivora begitu tunduk pada kemauannya.
            Tak terkecuali seekor keledai bernama Mil. Mil termasuk salah satu anggota habitat keledai di hutan tersebut. Keluarganya juga begitu patuh pada sang pemimpin hutan, si singa yang menamakan dirinya Faro itu. Namun sepertinya Mil kurang sependapat. Atau mungkin dengki. Dia begitu ngiler melihat segala kekuasaan dan kehormatan yang dimiliki Faro. Mil sangat bermimpi bisa memilikinya juga.
            Berbagai upaya dilakukan Mil untuk dapat seperti Faro. Dimulai dengan mengamati seperti apa saja tingkah laku singa yang berwibawa itu. Mil mulai belajar mengaum. Dia sering berteriak sekeras mungkin, coba menirukan auman singa. Sulit. Yang ada dia hanya ditertawakan oleh hewan lain yang melihat. Mil juga berusaha keras untuk bisa makan daging. Tiap sisa daging dari bangkai bekas makanan hewan lain coba dikunyahnya kuat-kuat dan ditelannya. Tapi tetap saja daging itu tak bisa lunak. Akibatnya Mil sering tersedak atau tercekik karena daging yang masih keras tertelan di lehernya.
            Mil enggan menyerah. Dia bahkan sering mencoba bergaya atau bersikap sebagaimana Faro. Berjalan dengan tegap dan perlahan, jaga image, hingga terkadang menyuruh-nyuruh binatang lainnya. Jelas saja binatang-binatang itu pada ogah. Mil mulai putus asa, hingga suatu saat kesempatan besar tak terduga datang. Faro meninggal dunia.
            Terjadi kekosongan jabatan pemimpin di hutan itu. Istri Faro tak mungkin menggantikan, apalagi anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Akhirnya, para hewan sepakat mencari penggantinya dari spesies lain. Mil begitu sumringah dengan perkembangan ini, dan dia berharap-harap cemas akan terpilih. Yang dicalonkan oleh para hewan di situ adalah Veno si cheetah, Marti si harimau, dan Dun si gajah. Tak ada nama Mil. Dia tentu sangat kecewa dengan keputusan ini. Mil mencoba bertanya kepada seekor simpanse yang menjadi teman dekatnya.
            “Maaf mil, tapi kata teman-teman yang lain, kau memang sama sekali tidak cocok menjadi pemimpin di sini. Maaf,” ujar si simpanse.
            Dengan hati yang sangat hancur dan sedih, Mil berlari dan terus berlari dengan air matanya, hingga keluar dari hutan. Di sudut gurun pasir yang tak jauh dari situ, tepatnya gurun pasir Nubia, Mil duduk tersungkur. Dia tak tahu lagi harus berbuat apa. Dia merasa begitu bodoh, lemah, dan memaksakan diri...

Di saat penuh keputus asaan itu, Mil melihat di kejauhan seorang manusia pengembara berjalan tertatih. Orang itu nampak sangat kepayahan dengan barang bawaannya yang banyak, yang dia panggul sendirian di tengah padang pasir yang begitu panas dan sepi itu. Hingga akhirnya orang itu terjatuh lemas. Mil iba melihatnya. Dia segera menghampiri orang itu, dan berpura-pura lewat di depannya, dengan harapan orang itu akan menariknya dan memanfaatkannya. Betul saja. Ketika Mil lewat di hadapannya, pria paruh baya itu langsung memanggil Mil dengan siulannya. Mil berbalik. Orang itu segera menaikkan semua barang bawaannya ke punggung Mil. Disusul dirinya sendiri, yang kemudian mengemudikan Mil.
Orang itu membawa Mil entah ke mana. Mereka sudah berjalan cukup jauh. Mil sebenarnya mulai lelah menggendong pria kekar itu dan barang bawaannya. Untungnya, dia adalah seekor keledai yang memiliki fisik yang kuat, sehingga Mil masih sanggup berjalan setidaknya beberapa mil lagi. Namun, sekuat-kuatnya Mil, akhirnya tumbang juga. Sampai di sebuah padang pasir lain, Mil hampir ambruk, hingga pria penunggangnya itu terjatuh. Pria itu pun marah.
“Keledai payah!” ujarnya sambil melempar sorbannya ke muka Mil. Mil hanya tertunduk lesu. Pria itu menoleh ke segala arah, nampak masih emosi.
“Ah, sudahlah! Kita istirahat dulu, nanti sore lanjut lagi!”
Sorenya, mereka melanjutkan perjalanan. Sepanjang jalan Mil hanya merenung. “Apakah aku ini memang tidak ada gunanya. Menggendong beberapa kilo saja aku sudah lelah,” ujarnya dalam hati.
Tak berapa lama, sebuah angin kencang menerpa gurun tempat mereka lewat. Sang pria turun dari punggung Mil, berusaha menarik Mil sambil melawan badai itu. Dia tak mengetahui bahwa di depannya ada sebuah lubang semut raksasa (pasir yang menjorok ke dalam dan bisa menarik siapa saja ke dalam pasir itu).
Bruss!!
Pria itu terjerembab. Kakinya, lututnya, mulai tersedot ke dalam pasir.
“Tolong! Tolong!!” sayang, di padang pasir itu tak ada yang lain selain dia dan si Mil.
Mil yang kebingungan dan panik, mencoba mengais-ngais pasir yang melingkari pria itu. Sia-sia. Orang itu makin tersedot hingga sedada. Mil mencari akal. Dia pun melompati lubang itu, dan memposisikan bagian bawah pelananya tepat di atas kepala pria itu.
Tepat. Pria itu meraih tali di bagian bawah pelana itu, dan menariknya kuat-kuat. Begitu pula dengan Mil, dia sekuat tenaga menahan kakinya di pasir, sembari menarik pria itu. Dan akhirnya, pria itu pun berhasil tertarik keluar. Mil segera menyeretnya ke tempat yang lebih leluasa. Dengan nafas masih terengah-engah, pria itu berbisik pada Mil, “terima kasih. Kau..memang keledai hebat,”...

Hari berganti hari, mereka melanjutkan perjalanan. Hingga tibalah mereka di sebuah kota besar. Ternyata itu adalah kerajaan Aksum, tempat asal pria itu. Di sana, sang pria yang ternyata pedagang itu menawarkan Mil kepada seorang saudagar. Sang saudagar sangat tertarik mendengar ketangguhan Mil yang membawa sang pedagang begitu jauh, dan juga kisah heroiknya ketiak menyelamatkan pria itu. Saudagar itu selanjutnya mengetes fisik Mil dengan berbagai percobaan seperti mengangkat beban, menarik kereta, dan sebagainya.
Keesokannya, Mil dibawa oleh sang saudagar ke sebuah peternakan. Ternyata di situlah sang saudagar merawat berbagai hewan peliharaannya. Mil sangat kaget. Ternyata di sana, dia diperlakukan begitu istimewa. Dia dijadikan satu dengan unta-unta yang gagah, yang selama ini jadi kebanggaan sang saudagar. Dia juga diberi begitu banyak makanan yang enak-enak dan dirawat dengan sangat baik setiap harinya. Mil juga sering diajak berdagang ke berbagai negara dan diperlakukan selayaknya hewan bawaan para raja. Akhirnya, Mil begitu bahagia dalam kehidupannya di dalam istana saudagar itu.

Hikmah (kalau dalam mendongeng lisan, gak perlu disertakan) : Mungkin kita pernah seperti si Mil. Iri terhadap kelebihan yang dimiliki oleh orang lain, bahkan kadang disertai keinginan menghancurkannya untuk kita ambil alih. Kita mungkin pernah begitu ingin nampak menonjol, hanya karena ingin dihormati orang, dipuji oleh orang lain, dsb. Segala keinginan semu itu terkadang membuat kita menjadi lupa untuk berkaca. Begitu sibuk memikirkan kelebihan orang lain, membuat kita selalu merasa kurang dan lemah. Kita jadi sering mengejar sesuatu yang tak realistis, sehingga melupakan kelebihan yang sebenarnya telah kita miliki dan dapat kita kembangkan. Di sinilah, sekali lagi, pentingnya kemampuan mengenali dan mengukur kemampuan diri.

Jumat, 09 Desember 2011

Sedotan Ajaib


Kali ini saya mau mendongeng beneran nih. Kisahnya saya ambil dari buku komik Doraemon jilid 13, yg baru saja dibeli oleh adik saya :


Suatu saat, Nobita yang sarung tangan baseball-nya robek, meminta yang baru kepada Doraemon. “Berpikirlah bahwa apa saja yang kamu mau, nggak bisa didapat semudah itu. Manja, tahu!” tolak Doraemon. “Ah, nggak usah terlalu mudah, susah sedikit juga nggak apa-apa kok,” balas Nobita. Akhirnya Doraemon menyerah dan mengeluarkan sesuatu dari kantung ajaibnya. Beberapa buah sedotan, “ ini namanya sedotan jutawan,” ujar Doraemon. “Dengan membawa ini ke mana-mana, permintaan kita bisa terpenuhi,” lanjutnya. 

Doraemon lalu coba mencontohkan cara memakainya pada Nobita. “Aku ingin makan cake kacang!” pinta Doraemon pada sedotan itu. “Lho, cake kacangnya kan ada di lemari, kalau ambil sendiri nanti dimarahi ibu lho!” ingat Nobita pada Doraemon. Kucing robot itu hanya tersenyum, lalu mereka berdua berjalan keluar dari kamar Nobita dan menuruni tangga. Tiba-tiba ayah Nobita berlari menuju ke arah mereka, “berikan sedotan itu, cepat!” pintanya. Ternyata ayah Nobi menggunakan sedotan itu untuk mengutak-utik hidungnya agar bersin. “Haachi!!! Ah, leganya..” kata ayah. Doraemon kemudian meminta ayah agar sedotan itu ditukar sesuatu. “Oh ya, ini ada kelereng kaca yang kupungut tadi, ayah nggak tahu ini apa,” . “Wah, sasarannya meleset nih,” ujar Nobita pada Doraemon. Doraemon bergeming. Tiba-tiba giliran ibu Nobita yang datang sambil berlari, “Nah, itu dia!!” teriaknya. “Itu setelan kancing ibu yang hilang. Terima kasih Doraemon! Oh ya, kalau mau makan cake kacang yang di lemari boleh lho,” ibu Nobi berlalu sambil bersenandung gembira. ‘Betul kan?” ujar Doraemon. “Wah, hebat!” timpal Nobita. 

Nobita lalu meminta sedotan lain pada Doraemon. “Sarung tangan baseball!” ujar Nobita pada sedotan itu. Nobita lalu berjalan-jalan ke luar rumah sendiri. “Nah, itu dia!” dilihatnya Suneo sedang bermain-main bola baseball dengan sarung tangannya. Nobita menghampiri si anak kaya itu sembari menggoyang-goyangkan sedotan itu di depan muka Suneo. Tidak terjadi apa-apa. Suneo hanya bengong kebingungan, “itu tipuan apa sih?” Nobita ikut bingung. Dia lalu berlalu dari Suneo sambil menggaruk-garuk kepala. Beberapa saat kemudian dilihatnya Shizuka. Nobita melakukan hal yang sama, mendekatkan sedotan itu pada Shizuka. Bukannya memberi apa-apa, Shizuka malah menagih hutang, “ Oh iya! Uangku yang waktu itu untuk makan es krim soda mana?!” Nobita langsung lari kabur.

Akhirnya si anak berkacamata itu hanya bisa melamun di ayunan di taman kota. “Huh, sebenarnya bisa nggak sih?” keluhnya sambil menatap sedotan di tangannya. Dilihatnya seorang ibu dan anaknya yang sedang menangis. “Waaaa, mau main tiup sabun! Huwaaa...” rengek anak itu. “Tapi lihat tuh, sedotannya kamu jatuhin ke lumpur, gimana dong?” ujar sang ibu pada anaknya itu. “Eng..gimana kalau pakai sedotan ini, belum saya pakai kok,” Nobita menghampiri mereka dan menawarkan sedotannya. “Wah, terima kasih, nak!” ibu itu lalu memberikan Nobita sebiji uang logam. “Ini kayaknya belum waktunya jadi sarung tangan,” katanya dalam hati, sambil meninggalkan taman tadi.

Nobita melambung-lambungkan koin itu di tangannya sambil berjalan. Seketika koin itu terlepas dan jatuh menuruni jalan turunan. “Hei!” Nobita berusaha mengejarnya. Koin itu terpental dan masuk ke mulut seorang pengemis yang sedang tidur. “Waaaa! Sarung tanganku!” tangis Nobita. Si pengemis terbangun dan heran, “Kenapa, dik? Apa, uang koinnya tertelan saya? Wah, saya nggak bisa ngasih apa-apa nih sebagai gantinya. E...gimana kalau ini aja?” Pengemis itu memberikan selembar koran bekas yang dipakainya sebagai alas tidur tadi kepada Nobita. Mau tidak mau, Nobita pun menerimanya.

“Duh..sarung tangannya makin jauh nih,” keluh Nobita sepanjang jalan. Hatinya mulai putus asa. Dia merasa permintaannya semakin jauh dari terkabul. Tiba-tiba, ketika melewati sebuah WC umum, dari jendela WC itu nampak sebuah tangan melambai-lambai padanya. “Dik, dik! Kalau ada kertas boleh minta dong!” kata orang di dalam WC itu. Nampaknya orang itu butuh kertas untuk membersihkan dirinya setelah BAB. Nobita pun lalu memberikan koran yang dibawanya tadi. Sesaat kemudian, orang itu keluar dari WC dan menghampiri Nobita. “Wah, terima kasih sekali, Dik! Saya sedang dalam perjalanan menuju transaksi penting, kalau terlambat bisa rugi besar. Berkat kamu, saya tertolong!” Orang itu ternyata adalah seorang direktur toko olahraga. Begitu senangnya, dia menawarkan Nobita, “kamu boleh minta sesuatu!” Nobita pun meminta sarung tangan baseball, dan orang itu memberikannya. Nobita bahagia bukan kepalang, akhirnya permintaannya ternyata terkabul. 

Inti dari dongeng kali ini bukan tentang Nobita-Doraemonnya. Lagian mana ada sedotan kayak begitu, gw juga mau! (tapi syirik juga ya, minta sama sedotan, hehe). Akan tetapi, ada satu pelajaran yang bisa diambil dari kisah sini. 
Kita (termasuk saya sendiri) tentu sering memohon sesuatu kepada Allah, dan berharap agar segera dikabulkan. Kita lalu mengeluh apabila setelah ditunggu sekian lama, doa kita tak kunjung menjadi kenyataan. Tak hanya mengeluh, bahkan seringkali kita merasa kecewa pada Allah, apabila ternyata sesuatu yang kita terima tidak sesuai dengan doa dan harapan kita. Padahal, sungguh Allah SWT Maha Mengetahui, sementara kita tidaklah mengetahui apa-apa kecuali sedikit. 
“...Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,” demikian bunyi Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 216. Allah adalah yang Menciptakan kita dan Mengatur seluruh alam ini, jadi Dia tentu lebih tahu mana dan bagaimana yang terbaik bagi kita, dibandingkan diri kita sendiri. 

Sebagaimana yang dialami Nobita di atas, seringkali kita berada dalam kondisi di mana bukannya harapan kita terkabul, tapi justru nampak makin menjauh. Seringkali kita memohon sesuatu, tapi yang terjadi justru sebaliknya, bahkan lebih buruk. Dalam kondisi seperti ini, biasanya manusia otomatis akan megeluh bahkan mengutuk Tuhan, hingga kadang enggan berdoa lagi. Itu berarti, kita tengah lupa, bahwa Allah SWT pasti senantiasa mengabulkan doa kita. “Aku Mengabulkan permohonan orang yang berdoa, apabila ia memohon kepada-Ku..” (QS.Al Baqarah : 186). 
Hanya saja ada 3 cara yang Dilakukan Allah dalam Mengabulkannya : Dikabulkan, Ditunda, atau Diganti yang lebih baik. Terkadang, Allah sebenarnya hanya menunda saja dalam memberikan apa yang kita minta. Kalau Dia terlebih dahulu Memberikan ujian dan cobaan, sebelum Mengabulkan doa kita, bisa jadi Dia punya maksud tertentu. Bisa jadi Dia hanya ingin Melihat bagaimana reaksi kita (apakah sabar atau tidak, bersyukur atau tidak), ataukah ingin Menjadikan kita lebih tangguh, atau sekedar Memberi pelajaran agar kita tidak sombong saat kita menjadi apa yang kita inginkan nantinya. Wallahu a’lam bi showab.

Rabu, 21 September 2011

Malin Kundang in Disney


Since their born in 1923, Disney Company has released a lot of cartoon and animated movies. Almost all of those movies have their story based on many different countries or culture. 
For example, Aladdin that based on Middle East fairy tales, Mulan (Chinese), Jungle Book (India), Pocahontas (Indian), Emperor’s New Groove (Latin), Lilo & Stitch (Caribbean), and so many other stories from Classic European like Cinderella, Princess & Frog, Beauty & the Beast, Peter Pan, and so on. 

This article based on my worried about, “why there is no Indonesian?” 
Indonesia is a country with a kind of diversities and rich culture, due to its 300 diferrent ethnics in this country. Those diversity include the diversity of indigenous clothes, music, languange, and also the fairy tales. 
Malin Kundang
Each region in Indonesia has its own fairy tales or commonly called 'Cerita Rakyat'. For example : Malin Kundang from West Sumatra; Roro Jonggrang, Timun Mas, Bawang Merah-Bawang Putih, Ande-ande lumut (Java); Jayaprana (Bali); the Beginning of Toba Lake (North Sumatra); Tangkuban Perahu (Sunda, West Java); si Pitung (Jakarta); Hang Tuah (Riau); 7 Boys (Aceh); Animal Soccer, Kekekow and Poor Girl (Sulawesi); the Crying Stone, Patin Fish (Borneo); Copper Crocodile (Maluku); or Peu Mana Meinegaka Sawai (Papua). There are so many other fairy tales. 
And, you know? That stories have different style one another!
Timun Mas
So, I think there is no reason for Disney to not create an animated movie that has a setting in Indonesia.
You have too much choice, man! 
I hope you, whoever work in Disney Company, or whoever has a link to Disney, can tell your boss or your colleagues about this. I guarantee, it will be interesting. You can prove yourself : If you go to Indonesia, you can see how Indonesian kids still and will always love this stories. I’m sure, that also will be happen to the other kids in the other countries. 
Bawang Merah-Bawang putih
If you want to know more about Indonesian fairy tales, you can browse, by either the stories that I’ve mentioned in 3rd paragraph or ‘cerita rakyat’, as the keyword. Trust me, you will say, “I must see this story in Disney movies!”



NB : saya sengaja menuliskan artikel ini dalam bahasa Inggris, dengan harapan akan ada orang Disney yang membaca, kemudian menjadi jalan untuk dibuatnya film Disney yang bersetting cerita rakyat Indonesia, sebagaimana tujuan dari tulisan ini. 

Kamis, 14 Juli 2011

profil karakter SNM : Ki Sastro


Ki Sastro adalah seorang superhero asal Suriname yang memiliki leluhur dari Jawa. Ki Sastro memiliki kekuatan layaknya dukun-dukun di Indonesia, seperti kemampuan untuk melihat masa depan (cenayang), teleportasi (berpindah tempat), mengirim serangan jarak jauh (semacam santet), dan telekinesis. Bedanya, dia tidak meminta bantuan kepada jin ataupun mahluk gaib lain, melainkan semua kekuatannya bersumber dari dirinya sendiri, tepatnya dari gen yang diturunkan oleh leluhurnya. Ki Sastro baru menyadari kekuatannya ketika dia harus menghadapi jin jahat bernama Flying Dutchman dan dukunnya Raimond, yang hendak menyabotase sebuah kompleks resort pantai pasir putih milik teman Sastro, Benny Kralj. Ternyata kedua mutant itu dibayar oleh seorang mafia bernama Mr.Govinder. Pada saat ini juga Ki Sastro bertemu dengan Linda yang kemudian membantunya. Setelah berhasil menumpas Govinder dan anak buahnya, Ki Sastro bergabung dengan SNM teams.

Sinopsis Biografi Karakter
Pada masa penjajahan Belanda, di daerah Jepara, tersebutlah seorang dukun bernama Soebroto Sawijan. Soebroto terkenal jago menangkap hantu-hantu yang suka menganggu masyarakat di desanya dan desa sekitar. Pada tahun 1890 atau masa awal pasca tanam paksa, Belanda menangkapi para pemuda dan laki-laki Jawa yang masih bertenaga, untuk dikirim ke Suriname guna menggarap perkebunan Belanda di sana. Salah satunya adalah Soebroto. Jadilah kemudian Soebroto beserta istrinya menetap di Suriname hingga beranak-pinak.
110 tahun kemudian, salah seorang keturunan Soebroto yang bernama Rudi Sastrowidjaja, mungkin tidak pernah menyangka bahwa dia akan mewarisi kekuatan dari leluhurnya. Dalam kesehariannya, Rudi adalah remaja yang sangat kebarat-baratan, malas, dan hobi dugem. Dia memiliki sahabat bernama Benny Kralj, anak seorang pengusaha resort wisata yang kaya dan terpandang di ibukota Suriname, Paramaribo. Hal ini sering membuat Rudi minder dan malu mengakui orang tuanya adalah petani Jawa yang miskin.

Benny dan ayahnya tidak tahu bahwa seorang mafia bernama Mr.Govinder hendak mengambil alih usaha milik mereka. Govinder lalu membayar seorang dukun Karibia bernama Raimond, yang memiliki ilmu voodoo tingkat tinggi. Dengan ilmu tersebut, Raimond diminta menteror keluarga Benny dan ayahnya, Paul Kralj, agar merasa tak nyaman dan segera melepaskan usaha resortnya. Berbagai teror terus dilancarkan oleh Raimond, mulai dari bisikan-bisikan hingga penampakan-penampakan yang berpesan agar Paul melepas perusahaan resortnya. Bahkan beberapa kali Paul hampir celaka karena teror itu.
Benny lalu curhat kepada Rudi dan mengatakan bahwa ayahnya hampir menyerah dan ingin melepas saja perusahaannya. Namun Rudi mencoba menenangkan Benny dan berkata bahwa dia akan mencoba membantu semampunya. Suatu malam, Rudi bermimpi bertemu sesosok kakek (yang menyerupai leluhurnya, Soebroto), yang mengatakan kepadanya bahwa dia sebenarnya memiliki sebuah kekuatan tersembunyi di dalam dirinya. Rudi bingung dengan mimpi itu. Hingga suatu hari, saat tengah berkunjung ke rumah Benny, Rudi melihat sebuah bola api meluncur ke arah Benny seperti hendak menyerangnya. Spontan Rudi mengacungkan telapaknya ke bola api itu dan duarrr, bola itu meledak. Benny dan Rudi sama-sama terkejut. Kemudian suatu saat yang lain, Rudi tiba-tiba juga merasakan bahwa dia seperti merasa akan ada yang menyerang Benny lagi. Benar saja, malamnya, sebuah sinar yang lebih mengerikan kembali hendak menyerang Benny. Rudi yang sudah bersiap berjaga-jaga dengan Benny, langsung mencoba melawan sinar itu dan berhasil. Rudi begitu penasaran dengan kemampuannya.
Kemudian di tengah kegalauannya, Rudi yang sedang berada di kamarnya, membayangkan beberapa sinar akan menghantam rumah Benny. Rudi yang berada jauh dari sana ingin sekali menyelamatkan mereka. Rudi kemudian berpikir dan berkeinginan kuat untuk langsung menuju ke sana, hingga pikirannya terpusat ke rumah Benny, dan zepp...dia tiba-tiba sudah berada di depan rumah Benny. Rudi melihat kumpulan sinar itu telah mendekat dan segera melawannya. Kali ini Rudi mengeluarkan kekuatan yang lebih besar dan menang.

Raimond yang merasakan serangan jarak jauhnya berkali-kali gagal, melalui ilmu terawangnya, melihat bahwa Rudi lah yang melakukan semua itu. Berpikir bahwa dia tak akan bisa melawan Rudi secara langsung, Raimond mencoba dengan menyerang keluarganya. Raimond mem-voodoo ibu Rudi hingga terus-menerus mengalami kesakitan. Pada waktu itu Rudi ada di luar rumah. Dokter tak bisa menolong ibunya, dan ayahnya menelepon Rudi. Rudi yang biasanya selalu membantah dan berani melawan orang tuanya itu bergegas ke rumah sakit dengan kekuatan teleportasinya karena merasakan insting yang tidak enak. Sampai di sana Rudi mencoba menyembuhkan ibunya dengan kekuatan yang baru saja dikuasainya, tapi gagal.
Rudi yang marah lalu mencoba menerawang dengan sebuah baskom berisi air, untuk melihat siapa yang tengah menyiksa ibunya. Setelah mengetahui itu Raimond, Rudi langsung berpindah ke markas Raimond dan menantang dukun itu berduel. Rudi kalah telak, karena ilmu Raimond sudah jauh lebih unggul. Raimond mengancam akan tetap menyiksa ibunya apabila Rudi tidak berhenti membantu Benny dan menghalang-halangi usaha Govinder.
Dengan kesal dan sedih, Rudi berjalan sendiri di jalanan yang sepi. Dia kini baru merasakan arti keluarga, dan dia bingung karena harus memilih mengorbankan antara ibu dan sahabatnya. Di tengah kegalauan itu, sebuah mobil menghampirinya, dan ternyata itu adalah Linda pacar SNMan. Linda mengaku bahwa ketika dia tiba di kota Paramaribo itu untuk keperluan bisnis, alat -nya mendeteksi ada seorang mutant yang sangat kuat di daerah itu, dan radarnya mengarah ke Rudi. Linda menawarkan bantuan untuk membantu Rudi mengontrol dan mengoptimalkan kekuatannya. Setelah berdiskusi, akhirnya Rudi menerima tawaran itu.

Dengan bantuan Linda, Rudi berhasil membuat kekuatannya lebih optimal dan berkali lipat lebih hebat. Kemudian dia juga mengubah namanya menjadi Ki Sastro. Mereka lalu  juga berhasil menyembuhkan ibu Rudi. Raimond dan Govinder yang mengetahui perkembangan itu merasa sangat kesal dan khawatir. Akhirnya Raimond mengirim jin terkuatnya, Flying Dutchman, untuk menakut-nakuti para pengunjung di resort-resort dan pantai milik Paul, sembari mengatakan pada masyarakat bahwa keluarga Kralj adalah pembawa sial dan harus segera pergi dari pantai itu atau dia akan terus menghantui para pengunjung.

Para turis mulai meninggalkan daerah wisata itu, dan masyarakat, karyawan, serta pemerintah mulai mendesak Paul untuk segera melepas kepemilikannya atas pantai itu. Di saat Govinder merasa usahanya akan berhasil, Rudi atau kini Ki Sastro muncul dan melawan Flying Dutchman. Duel berlangsung sengit. Ki Sastro terus dihabisi hingga hampir kalah. Dalam kondisi terjepit dan nyaris mati, Ki Sastro kemudian berdoa. Pelan-pelan dia bangkit dan menyerang balik Flying Dutchman. Raimond terus menyalurkan energi kepada jinnya, tapi usaha itu menemui jalan buntu, karena Linda juga membantu Ki Sastro dengan kekuatan pikirannya.
Akhirnya pertempuran dimenangkan Ki Sastro dengan tewasnya Flying Dutchman. Ki Sastro langsung berteleportasi ke markas Raimond dan menemukan dukun bengal itu telah kepayahan lantaran energinya habis untuk menyokong Flying Dutchman. Ki Sastro langsung meringkusnya. Dia kemudian langsung berpindah lagi dan mencegat Govinder yang hampir lari ke luar negeri dengan pesawat. Kedua penjahat itu dan anak-anak buah Govinder dijebloskan ke penjara.
Ki Sastro pun sukses menjalankan misinya, menyelamatkan ibunya dan sahabatnya sekaligus. Usaha Paul Kralj dapat dilanjutkan kembali, dan Rudi kini lebih menyayangi keluarganya. Satu pelajaran lagi bagi Rudi, dia tak lagi minder, bahkan kini bangga sebagai seorang Jawa yang berhasil menyelamatkan pantai Paramaribo dari kehancuran dan dianggap sebagai superhero baru Suriname. Selanjutnya, di samping tetap eksis menjaga keamanan warga Paramaribo, Ki Sastro juga bergabung dengan SNM teams pimpinan SNMan dan Linda yang bermarkas di Indonesia. 

sumber gambar : pariwisata.jogja.go.id

Sabtu, 09 Juli 2011

profil karakter SNM : Linda (bag.1)


Linda diceritakan sebagai istri dari tokoh utama cerita ini, yaitu Joko alias SNMan. Linda dan SNMan membentuk SNM teams, bersama 4 superhero Indonesia lainnya. Linda adalah mutant yang memiliki kekuatan telepati (membaca pikiran orang lain) dan telekinesis (menggerakkan dan memindahkan benda dari cjarak jauh dengan kekuatan pikiran). Selain itu, Linda juga mampu menghipnotis orang lain secara cepat, dan juga bisa terbang (ditopang oleh kekuatan telekinesisnya). Di luar aktivitas superheronya, Linda adalah wanita yang cerdas, tegar, dan senang berpetualang. Dia memiliki sebuah perusahaan tekstil bernama PT.Elbise. Dalam cerita seri SNM yang meliputi kisah-kisah dari begitu banyak karakter ini, porsi Linda tidak terlalu banyak muncul, selain dalam konflik-konflik yang melibatkan SNMan atau SNM teams. 

Sinopsis Biografi Karakter
Linda adalah anak dari seorang saudagar kayu di Gunung Kidul yang juga menguasai sejumlah sumber air di daerah tersebut, bernama Soegondo. Hal ini menjadikan Soegondo sebagai orang yang terpandang di sana. Akan tetapi Linda dan keluarganya bukanlah orang yang sombong, dan bahkan Linda kecil banyak berteman dengan anak-anak kampung sekitarnya, termasuk Joko Ahmadi yang menjadi sahabat terdekatnya.
Linda mulai menyadari kekuatan telepati dan telekinesisnya ketika pada umur 7 tahun, dia sering secara tidak sengaja menggerakkan benda yang ditatapnya dan ingin dipindahkannya. Selain itu dia juga sering seperti mendengar kata-kata yang diucapkan oleh ayah ibunya dalam hati. Pada awalnya Linda sering ketakutan sendiri tiap kali setelah kekuatan itu muncul, karena dia khawatir itu adalah perbuatan setan atau jin, ataupun takut kalau dirinya gila. Hal itu membuat Linda remaja seringkali mengurung diri di kamar. Hingga kemudian dia bertemu dengan seorang ustad ahli ruqyah yang menemukan bahwa kekuatannya itu tidak berasal dari mahluk gaib apapun, dan Linda hanya perlu belajar untuk mengendalikannya. Sejak itu Linda terus berlatih untuk mengontrol kemampuannya  tersebut, hingga akhirnya dia mampu menaklukkannya. Selain itu, dia juga sering melakukan relaksasi hingga akhirnya mampu menyalurkan energi dari kekuatannya itu untuk dapat terbang. Ketika membentuk SNM teams, Linda juga meminta bantuan sejumlah ahli untuk membuat alat-alat yang dapat menyokong kekuatannya itu, seperti contohnya Celebral Electro dan Time Path Mnemonic Device. 
Selepas SMP, Linda disekolahkan di Jakarta dan kemudian kuliah di jurusan bisnis di Arkansas State University, Amerika. Sepulang ke Indonesia, Linda mulai hidup mandiri dan dalam beberapa tahun sukses mendirikan sebuah perusahaan tekstil yang cukup mapan. Joko kemudian melamar di perusahaan tersebut, dan baru menyadari bahwa pemiliknya adalah Linda. Linda dan Joko semakin akrab setelah mereka membentuk SNM teams. Pada episode-episode akhir SNM seasons 1, mereka berdua akhirnya menikah. 

Dalam SNM seasons 1, Linda muncul dalam beberapa kesempatan. Di antaranya ketika membantu Ki Sastro menghadapi musuhnya, Flying Dutchman. Linda membantu Ki Sastro dalam membantu mengendalikan kemampuan penerawangannya. Kemudian dia juga yang menolong Butet untuk keluar dari tekanan ekonomi dan sosial yang tengah dihadapinya. Butet yang tengah menghadapi masalah keluarga dan keuangan kemudian meminta tolong kepada Linda untuk membantunya. 
Salah satu peran penting Linda di seasons 1 adalah ketika membantu the professors (kelompok empat orang profesor yang biasa membantu para mutant protagonis) untuk menemukan kelompok superhero wanita Fragnance Peach, yang waktu itu menghilang dari umum. Linda menemukan bahwa ternyata mereka tengah dicuci otaknya oleh Queen Flower di sebuah pulau terpencil di Atlantik, untuk dijadikan pesuruhnya menjalankan misi-misi kriminal. Linda kemudian ikut mengantarkan the professors bersama juga dengan Butet ke pulau tersebut untuk berhadapan dengan Queen Flower dan anak buahnya, Clawsia. Misi tersebut berhasil dan Fragnance Peach akhirnya berhasil diselamatkan. Dengan kekuatan hipnotisnya, Linda mengembalikan memori serta kesadaran mereka. 
Selain itu, Linda jugalah yang akhirnya mempertemukan Joko/SNMan dengan ayah dan ibu kandungnya yang asli, yang telah terpisah dengannya sejak dia bayi. Dengan bantuan alat time path mnemonic device, Linda berhasil mencegah SNMan yang waktu itu nyaris membunuh ayahnya sendiri, Yster, dalam sebuah pertarungan.  Waktu itu Joko dan Yster belum saling tahu bahwa mereka sebenarnya adalah bapak-anak. Kemudian bersama dengan anak buah Yster, Black Fire, Linda membantu Joko menemukan ibu kandungnya. 

Ingin tahu cerita Linda di seasons 2 dan 3? Tunggu saja lanjutannya. 



sumber gambar : martvelous.deviantart.com (sekali lagi maaf, sy gak bs nggambar soalnya)

Kamis, 02 Juni 2011

Motif Lahirnya SNM


Sebelum saya melanjutkan menulis profil dan juga cerita Super Natural Man (SNM), saya akan terlebih dahulu menjelaskan motif di balik pembuatan cerita ini. 

Dengan segala rasa hormat kepada para penulis cerita-cerita superhero Indonesia sebelumnya, seperti Gundala, Godam, Saras 008, hingga Panji Manusia Millenium (saya sangat mengagumi dan mengapresiasi karya-karya anda sekalian), saya merasa masih ada yang kurang. Tokoh-tokoh superhero itu masih sangat berbau barat, baik itu dalam kostum, superpower, maupun jalan ceritanya. Hendaknya kita bisa mencoba mencontoh China atau Jepang.

Bukan, bukan mencontoh kostum dan jalan ceritanya lagi seperti yang dilakukan para penggiat Cosplay atau Harajuku. Bukan yang itu, itu kegiatan lain. Tapi sebaiknya kita mencontoh bagaimana mereka dapat memasukkan unsur-unsur budaya mereka dalam kemasan cerita action superhero atau semacamnya. Contohnya film-film silat dan kungfu China, serta anime-anime Jepang semodel Samurai X dan Naruto. Bukankah kita juga punya budaya yang serupa yang kalau difilmkan atau dikartunkan bakalan keren juga?

Saya mencermati dalam beberapa komik superhero Amerika seperti dari Marvel dan DC Universe, terdapat karakter-karakter superhero yang diceritakan berasal dari Asia Timur, Timur Tengah, India, Amerika Latin, Eropa, Afrika, dan bahkan Thailand serta Vietnam. Mereka semua dikonsepkan sangat bercirikan budaya negara mereka masing-masing dalam pengkarakterannya. Satu hal yang membuat saya masih penasaran, kenapa tidak pernah ada yang karakternya berasal dari Indonesia?! Sekali lagi, kita punya banyak sekali budaya daerah. Tapi kenapa tidak ada, barang satu saja, yang dimasukkan oleh Marvel ataupun DC ke dalam tokoh atau setidaknya setting dalam cerita mereka?

Saya pikir tidak ada alasan sama sekali kita tidak mampu, apalagi minder, untuk membuat superhero versi kita sendiri dan bernuansakan budaya kita sendiri. Biaya? Saya melihat ada dua - sebenarnya mereka satu corporation - stasiun TV di Indonesia yang animasinya sudah bagus dan secara grafis nampak cukup elegan. Akan tetapi, kelemahan mereka adalah jalan ceritanya yang masih luar negeri banget dan kadang hanya bermaksud menyindir sinetron stasiun tv lain. Sebaliknya, terdapat dua stasiun TV lainnya yang jalan ceritanya sebagian besar sudah mewakili kemauan saya di atas. Akan tetapi animasinya, maaf, izinkan saya untuk menyebutnya amat sangat buruk (begitu buruknya hingga kepala manusia dan ekor ular aja kelihatan banget kalau digabung, belum lagi kalau pas ceritanya lagi bertarung di langit gitu. Aduuuh, please deh..). 

Nah, kenapa para stasiun tv di atas tidak bekerjasama saja, dengan konsep saling mengisi atau mutualisme, daripada saling menyindir satu sama lain. Demi kemajuan film supehero Indonesia, tidak ada salahnya komersialisme dikesampingkan sementara. Atau kalau memang mereka tidak bisa diharapkan, saya melihat di Indonesia ini banyak sekali animator dan juga penulis cerita muda yang handal. Tidak perlu jauh-jauh, selama hidup di Jogja saja saya sudah beberapa kali melihat orang-orang seperti itu. Asal ada kemauan dan visi yang jelas, pasti bakal jadi.

Oke, mungkin tadi itulah yang bisa saya ceritakan terkait faktor pendorong saya membuat SNM ini. Memang, dua tokoh utamanya, SNMan dan Linda, mungkin belum terlalu ‘Indonesia’. Tapi teman-teman utama mereka dalam SNM Teams seperti Butet, Ki Sastro, Wastu, Leak, dan Wabai adalah karakter-karakter yang saya gambarkan sangat ‘Indonesia’ dan menonjolkan budaya daerahnya masing-masing, mulai dari kekuatan super hingga kisah hidupnya. Bahkan saya membayangkan kalau mereka dibikinkan filmnya masing-masing, sangat bagus untuk mempromosikan Indonesia kepada dunia luar. Jadi, kepada para produser film, komikus, ataupun penggiat dunia per-superhero-an lainnya, silahkan hubungi saya. Terima kasih. ^^



sumber gambar (maaf, saya soalnya gak pinter nggambar, jd minjem punya orang lain,hehe) :
arablogreaditandshareit.blogspot.com
pariwisata.jogja.go.id
cilemmbu.blogspot.com
picturesof.net

Minggu, 15 Mei 2011

SNMan (profil-bag.1)

Adik-adik (bapak-bapak juga boleh), ini adalah dongeng pertama di blog ini yang berupa dongeng dalam arti sesungguhnya, alias cerita fantasy. Cerita ini udah kak joe buat sejak kelas 5 SD dulu, dan jadi awal kak joe jadi suka nulis. Maka, kak joe pun menjadikan cerita ini sebagai salah satu favoritnya kak joe. 

Judulnya adalah SN Man atau Super Natural Man. Menjiplak judul salah satu serial horror populer Amerika? Jelas sama sekali nggak, kan kak joe bikinnya udah jauh sebelum ada serial itu. Judulnya norak? Biarin! Namanya juga nulisnya waktu masih SD, masih anak-anak, jadi wajar kalau masih suka nyari judul yang simple-simpel semacam itu. Kak joe pun sama sekali nggak berniat untuk mengubahnya, karena bagi kak joe pribadi itu adalah orisinalitas dari karya ini dan udah identik sama penokohannya. 



Pengantar
Super Natural Man merupakan tokoh superhero fiksi yang diciptakan oleh kak Joe (alias saya sendiri), sebagai salah satu superhero pertama ciptaannya. Karakter SNMan sendiri sedikit  banyak menyadur dari tokoh superhero terkenal, Superman. Meskipun begitu, cerita,kekuatan,kepribadian, maupun hal-hal yang berhubungan dengan SNMan banyak berbeda dengan superman. 
SNMan adalah superhero yang berasal dari Indonesia, khususnya Jogjakarta, dan alur ceritanya pun bersettingkan budaya setempat. Namun kemudian kisah SNM sendiri meluas hingga menjangkau wilayah global dan merepresentasikan berbagai problem multidimensional. SNMan sendiri memang jarang muncul di seri SNM season 2 dan 3, namun figurnya tetap menjadi salah satu sentral film meski tidak menonjol. Kekuatan SNMan antara lain mampu untuk terbang, menembakkan energi dari tangannya,tenaga dalam,dsb.  
Pengkarakteran SNMan banyak berkembang seiring perkembangan mental, pengalaman, serta pemikiran penciptanya. Perkembangan tersebut meliputi pula alur cerita seputar tokoh ini sendiri. 

Sinopsis Biografi Karakter (SNMan, season 1)
sumber gambar:ngobrolaja.com
Joko Ahmadi ditemukan oleh seorang petani Gunung Kidul bernama Suryatno dan istrinya di depan rumah mereka ketika berumur 4 bulan. Joko lalu tumbuh sebagai anak yang cerdas dan bermental baja. Dia memiliki ambisi terpendam untuk dapat menjadi seorang pahlawan seiring seringnya dia menyaksikan ketidakadilan terhadap orang susah di Negaranya. 
Ketika SMA Joko disekolahkan di kota Yogya. Ketika tengah mengadakan acara di Kalikuning, Joko yang sedang berjalan sendirian melihat seorang kakek. Mbah Maridjan, nama kakek itu, memberinya sebuah batu yang harus disimpannya, dengan satu pesan, ‘ada kekuatan sebenarnya’. Joko menyimpan batu itu baik-baik, hingga suatu saat tiba-tiba dia bisa menembakkan laser dari tangannya. Joko terkejut. Lama-kelamaan dia kemudian mencoba terbang dari lantai dua sekolahnya dan berhasil. 
Joko lantas menggunakan kekuatan barunya untuk menolong orang banyak. Joko menggunakan topeng untuk menyembunyikan identitasnya. Dia juga menyelamatkan teman-temannya dari pertengkaran dengan sekolah lain. Namun usahanya ini ternyata tidak disukai oleh pihak-pihak tertentu yang kemudian berusaha menghentikan aksinya. Niat jelek kelompok tersebut selalu gagal, hingga mereka lantas mengambil jalan menyandera kedua orang tua Joko di kampung, setelah mereka mengetahui identitas SNMan sebenarnya. 

Ketika hendak menyelamatkan kedua orang tuanya tersebut, SNMan terlambat. Tiba-tiba dia kehilangan kekuatannya dan sang penjahat lantas membunuh ayah-ibunya itu. Joko merasa sangat sedih. Dalam kondisi kesal, dia mencari Mbah Maridjan. Mbah Maridjan (yang ternyata juru kunci Gunung Merapi itu) lantas menjelaskan bahwa maksud pesannya dulu adalah agar Joko tidak tergantung sepenuhnya pada batu itu, karena batu tersebut bukanlah apa-apa, dan sumber dari semua kekuatan sesungguhnya hanyalah Tuhan. Joko menyadari kesalahannya dan kini dia tidak lagi memakai topeng dalam aksinya dan lebih suka tampil apa adanya. 
Sementara itu paman Joko menyampaikan wasiat dari ayah-ibunya untuk memberitahu Joko bahwa mereka bukanlah orang tua kandungnya. Orang tua Joko yang sebenarnya masih merupakan misteri. Setelah lulus dari Perguruan Tinggi, Joko bekerja di sebuah perusahaan tekstil, PT.Elbise. Ternyata pimpinan perusahaan tersebut adalah Linda, sahabat Joko saat kecil. Linda dan Joko semakin akrab. Linda yang memiliki kekuatan telepati, mengetahui bahwa Joko mencintainya. Linda lantas memperkenalkan Joko dengan teman-temannya yang juga memiliki kekuatan super, seperti Butet, Ki Sastro, Wastu, dan Wabai. Mereka lalu merintis the SNM teams, yang tujuannya membantu manusia dengan kekuatan mereka. 

Dalam seri SNM season 1, SNMan sendiri tidak terlalu banyak tampil. Bersama SNM teams, SNMan membantu Kim dan Kertovic mencari Fragnance Peach. Kemudian mereka juga menyelamatkan The Professors dan dr.Heal dari sergapan Asker. Di sisi lain, season 1 ini lebih banyak menampilkan tokoh-tokoh lain seperti General Jack, Samsat-Srapan, Xanthi, Tsang Liao Cheng, Hellchain, serta kisah mengenai Gantam Village dan cerita konflik Ferrum Family. 
SNMan baru kembali mendapat porsi cerita yang penuh, ketika seorang supervillain bernama Yster mulai merajalela. SNM teams harus menyelamatkan beberapa asset negara milik Indonesia yang hendak dicuri oleh penjahat Nigeria itu. Dalam konflik dengan Yster inilah, Linda menemukan sebuah fakta mengejutkan bahwa Yster alias Yusuf Obode adalah ayah kandung Joko. Sayang, Linda terlambat menyampaikannya pada Joko, yaitu ketika Yster tengah sekarat saat bertarung dengan Joko. SNMan dan Yster yang baru menyadari bahwa mereka adalah ayah-anak, akhirnya saling menangis. Dan Yusuf menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan Joko. Joko kemudian mencari ibu kandungnya berdasar petunjuk dari anak buah Yster, Black Fire. Ternyata ibu Joko adalah Noora Kasim, perempuan Turki yang tengah dirawat di sebuah rumah sakit di negaranya lantaran lever. Karena Noora tak memiliki biaya, Joko dan Linda mengobatinya hingga kondisi Noora membaik. Joko dan Linda akhirnya melangsungkan pernikahan di hadapan ibu kandung Joko itu. 

Senin, 02 Mei 2011

The Divers


Pembaca sudah membaca nama blog ini bukan ? Oke, kalau begitu, sesuai judulnya, saya akan mendongeng. ‘Dongeng’ ini mungkin akan terkesan terlalu khayal, obsesif, mengada-ada, atau mungkin bisa dianggap gila. Tapi biarlah orang mau ngomong apa. Yang jelas, dalam dongeng ini sebenarnya terselip ide-ide segar bagi siapa yang bisa sedikit saja jeli membacanya. Barangkali begitu, sekiranya izinkan saya mulai mendongeng.

Mulai maraknya kembali era boyband-girlband di Asia, termasuk Indonesia saat ini mengingatkan saya kembali akan khayalan lama saya. Dulu saya pernah terpikir untuk membentuk sebuah girlband, yang berisikan teman-teman saya dari SD sampai dengan kuliah ataupun yang di luar itu, yang memiliki suara paling bagus (setidaknya menurut saya) dan berpenampilan menarik (paling nggak lumayan lah untuk potongan anggota girlband). Kini, ide-ide itu coba saya bangkitkan kembali, dan kali akan saya tuangkan dalam blog pribadi saya ini. Siapa tahu orang-orang yang saya sebut di sini membaca, terus kaget, terus mencari dan memaki-maki saya (hehehe. peace, friend.. ^^v). Atau mungkin ada produser musik yang tertarik kepada mereka, kemudian mewujudkan ide saya ini. Siapa tahu, daripada cuma jadi khayalan melulu. Oh ya, nama girlbandnya adalah The Divers. 

Tahun-tahun Pertama (2002-2005)
Pada awal tahun 2002, bos Senyum Entertainment, Johan Satria Putra, terpikir untuk membentuk sebuah group vokal wanita atau girlband, untuk melengkapi berbagai talenta yang telah mereka bentuk sebelumnya, seperti group musik instrumental Buto Ijo dan group band Orphan. Johan bersama CEO Fajar Nugroho kemudian mencoba menelusuri bakat-bakat yang ada di almamater-almamater Johan dari SD hingga SMA. Dengan mengumpulkan berbagai info yang ada, ditambah dengan seleksi dan audisi, maka diperoleh empat orang anggota pertama dari girlband Senyum ini. Dari alumni SD Percobaan 2 diambil lah Herdiani Agusti (Atiek), dari alumni SMPN 6 dipilih F.Putri Bertha (Putri), dan dari SMAN 6 yang direkrut adalah Rimbar Prista Santi (Rimbar). Satu lagi adalah  Astuti (Tutik), yang pernah menjadi asisten rumah tangga di rumah Johan. Saat itu, ketiga gadis yang disebut pertama tadi tengah duduk di bangku kelas 2 SMA, sementara Tutik baru saja pulang dari bekerja di HongKong. 

Nama ‘the Divers’ sendiri awalnya dicetuskan oleh gitaris Orphan Band, yaitu Ria. Nama ini lantas diapresiasi oleh manajemen dan disetujui oleh keempat anggota the Divers. Kata ‘Divers’ berasal dari kata ‘Diva’. Harapannya, kelak mereka akan lebih mirip seperti gabungan empat orang diva daripada sebuah group vokal biasa. Setelah melalui berbagai pre-training selama kurang lebih 1 tahun, pada bulan Februari 2003 album pertama mereka yang berjudul ‘Kepompong’ dirilis.

Pada awalnya, single pertama mereka yang berjudul ‘Cinta Sudah Lewat’ tidak terlalu sukses dan belum mampu menembus pasaran. Barulah pada single kedua mereka yang berjudul sama dengan albumnya, ‘Kepompong’, berhasil booming di pasaran dan cukup digemari oleh anak-anak muda pada masa itu. Bahkan lagu tersebut sukses nangkring di posisi 1 tangga lagu Indonesia selama kurang lebih 4 minggu, dan selama 10 minggu tidak pernah keluar dari posisi 10 besar. Begitu pula dengan single berikutnya, ‘Aku Bukan Boneka’. Hal ini menjadikan the Divers memperoleh penghargaan sebagai penyanyi pendatang baru terbaik pada AMI (anugerah musik Indonesia) dan di beberapa ajang penghargaan lain tahun 2003. 


Sukses album pertama ini nampaknya kurang membuat manajemen puas. Ada yang dirasa masih kurang dari group ini. Pada awalnya, salah satu niat dari Senyum untuk membentuk girlband ini adalah membuat sebuah group vokal yang unik, khas, dan berbeda. Salah satu kekhasan yang diharapkan adalah terdapat variasi warna suara dan genre musik dari para anggotanya. Sebelumnya sudah ada Rimbar yang powerful, Putri yang nge-rock abis, Tutik yang bersuara halus dengan cengkok melayunya, serta Atiek yang piawai memainkan organ/keyboard. Akhirnya Senyum merekrut seorang personil lagi, yaitu Andy Fadillah (Fara), yang memiliki suara Jazz yang lembut dan bisa berimprovisasi (berfalsetto) dengan sangat baik.
Kehadiran Fara diikuti peluncuran album kedua, yaitu ‘Album Rindu’. Dinamai demikian karena album ini baru lahir pada 2005 atau dua tahun setelah album pertama, dikarenakan pada tahun 2004 para personil the Divers sibuk mengikuti UAN dan mencari Universitas. 

Single pertama pada album ini, ‘Kasmaran’, langsung berhasil menempati papan atas tangga lagu Indonesia dan kemudian meraih penghargaan sebagai lagu terbaik di akhir tahun. Pun dengan penjualan albumnya yang mencapai angka 500 ribu keping. Itu merupakan rekor penjualan album Indonesia terlaris terakhir sebelum masuknya era network media yang penuh dengan pembajakan. Dua single berikutnya, ‘Lantai Dansa’- yang memiliki konsep video klip yang unik (dugem menggunakan lampu senter dan lilin di saat mati lampu)  dan meraih penghargaan sebagai video terbaik- serta ‘Lagu Rindu’, juga berhasil nongkrong di posisi teratas berbagai tangga lagu tanah air selama beberapa minggu. The Divers juga mulai laris sebagai bintang iklan dan diundang dalam berbagai acara televisi, ditambah jadwal konser yang makin padat. Pada awal 2006, album kedua ini berhasil meraih platinum. Salah satu faktor kesuksesan itu salah satunya bisa jadi karena the Divers muncul di saat tidak begitu banyak girlband yang eksis pada masa itu, sehingga kehadiran mereka memberikan warna tersendiri di belantika musik Indonesia. 


Kejayaan (2006-2009)
Pada akhir tahun 2005, Senyum merekrut satu orang lagi, yaitu Maria Kumalararas (Raras). Raras sebelumnya adalah backing vokal di group Buto Ijo dan juga salah satu anggota paduan suara Senyum Orchestra. Kehadiran Raras yang memiliki musikalitas yang tinggi, memberikan pengaruh positif bagi peningkatan performa the Divers. Pada awal 2006, album ketiga mereka, ‘Kepadamu Kasih’ dirilis. Sukses kembali diraih. Single mereka yang berjudul ‘All is Well’ berhasil menempati posisi 1 tangga lagu Indonesia selama 15 minggu berturut-turut dan sekaligus mencetak sebuah rekor baru di Indonesia ! Padahal single itu hanyalah sebuah single lepas yang awalnya ditujukan untuk menghibur para korban bencana alam gempa bumi Jogja Mei 2006. Seluruh keuntungan yang diraih dari single itu pun lalu disumbangkan sepenuhnya kepada para korban. Sementara itu single yang dirilis kemudian dari album ketiga tadi, yang berjudul ‘Gombal’ berhasil mendekati sukses ‘All is Well’ dan bahkan membawa the Divers mulai menembus pasar Malaysia dan Singapura. 

Album keempat the Divers yang dirilis pada pertengahan 2007, ‘Hanya Cinta’, boleh disebut sebagai album tersukses mereka. Single mereka yang berjudul ‘Hanya Cinta yang Bisa’ membawa the Divers meraih berbagai penghargaan di berbagai ajang, termasuk di antaranya sebagai group musik terbaik di sctv music award, AMI, hingga MTV Asian music award. Sementara lagu ‘Mari Bercinta’ berhasil mencetak rekor tersendiri dalam penjualan RBT (ringback tone) di Indonesia. Pada tahun ini juga, the Divers mulai merambah dunia Internasional, di antaranya Malaysia, Singapura, bahkan hingga negara-negara Asia Timur seperti China, Korea, dan Jepang. Lagu-lagu mereka seperti ‘Hanya Cinta yang Bisa’, ‘Cuma Kamu’, dan ‘Mari Bercinta’ menempati posisi 1 di tangga lagu Malaysia dan Singapura selama beberapa pekan. Sementara di Hong Kong, Taiwan, dan Jepang, the Divers juga meraup beberapa penghargaan. 


Pertengahan tahun 2008, the Divers mulai mencoba untuk menembus pasar Eropa dan Amerika. Antara lain dengan merilis album dan single berbahasa Inggris pertama. Single mereka yang berjudul ‘I Miss You’ dari album internasional ‘the Divers’, ternyata belum mampu mendapat tanggapan positif dari industri musik negeri Paman Sam. Meski demikian, lagu tersebut berhasil diputar di sejumlah negara Eropa seperti Inggris dan Belanda. Single kedua dari album ini, ‘Naughty’menggunakan konsep musik gabungan dari rap, rock, serta dangdut. Video klipnya pun dibuat bernuansa sangat Indonesia, seperti penggunaan kebaya batik, mandau, topeng leak, wayang, serta berbagai asesoris dan properti etnik lain. Ternyata lagu ini berhasil meraih sukses besar dengan menembus pasar Amerika, serta meraih berbagai penghargaan di Eropa dan Asia. Tidak hanya itu, gara-gara lagu ini, musik dangdut dan budaya Indonesia makin populer di mancanegara dan mampu membuat dunia luar makin penasaran dengan Indonesia. Dampak tidak langsungnya, jumlah wisatawan asing ke Indonesia meningkat pesat. Begitu pula dengan peminat budaya Indonesia di sejumlah universitas di Australia, Jepang, dan Belanda. Penyanyi dan group-group Indonesia lainnya pun ikut kena getahnya, karena makin digemari di luar negeri. Buntutnya, the Divers memperoleh penghargaan dan lencana kehormatan dari Negara, khususnya kementerian Pariwisata dan Budaya. 

Seiring kesuksesan yang diraih, undangan konser untuk the Divers di berbagai negara makin melimpah. The Divers kemudian meraih rekor sebagai group musik Indonesia yang paling banyak melakukan konser di luar negeri. Mulai dari Asia Tenggara, Asia Timur, India, Eropa, Amerika Latin, hingga Amerika Serikat. Bahkan di Timur Tengah, the Divers berhasil menjadi girlband tersukses sepanjang sejarah dengan rekor penjualan albumnya di sana yang mengalahkan Spice Girl! The Divers mungkin bisa disebut sebagai satu-satunya girlband di dunia ini yang mampu menyanyikan berbagai jenis lagu dengan cengkok yang tepat. Hal ini bisa dilihat (dan didengar) dari genre musik bawaan dari masing-masing personilnya yang berbeda-beda. Ada yang pop, rock, jazz, klasik, hip hop, dan ada juga yang lihai bernyanyi dangdut. Satu lagi, mereka juga bisa berbahasa asing (khususnya Inggris) lebih baik daripada girlband-boyband dari Asia Timur. Nampaknya taktik pemasaran berbasis kultur ini sudah dirancang oleh manajemen Senyum sejak lama.


Pada tahun 2009, the Divers sempat merilis mini album bertajuk ‘Nusantara’, dengan single andalan berjudul sama. Band Buto Ijo juga terlibat sebagai pengiring musik etnik. Album ini diluncurkan dalam rangka promosi ‘Visit Indonesia 2009’ di mana pemerintah RI bekerjasama dengan Senyum Entertainment. The Divers dengan kepopulerannya di manca negara dianggap paling tepat menjadi duta wisata bagi Indonesia. Sebelumnya pada tahun 2007 the Divers juga pernah ditunjuk menjadi salah satu pengisi album resmi Piala Asia 2007 yang diselenggarakan di Asia Tenggara. 
Pada tahun 2009 itu juga, tepatnya pada bulan Oktober the Divers merilis album Internasional kedua mereka, ‘Hard to Say Sorry’. Single pertama album tersebut, ‘Sorry’, music video-nya berhasil meraih penghargaan di AMA (American Music Award) sebagai video klip terbaik lantaran konsepnya yang unik (menampilkan hantu-hantu ala Indonesia). MV resminya di situs youtube sendiri ditonton oleh tidak kurang dari 200 juta viewers. Patut diketahui, rata-rata penonton MV the Divers di youtube adalah berkisar 80 jutaan viewers per MV-nya. Puncaknya, single berikutnya yang berjudul ‘Lady Mermaid’ berhasil membawa the Divers meraih Grammy Award sebagai group vokal terbaik pada tahun 2010, dan menjadikan the Divers sebagai penyanyi Indonesia pertama yang mampu meraih penghargaan musik paling bergengsi di dunia tersebut. Dengan kata lain, pada hari itu mereka resmi menjadi legenda. 


Mempertahankan Kesuksesan (2010-sekarang)
Sukses the Divers merambat ke berbagai bidang di luar musik. Group ini mendapat kontrak komersial eksklusif dari sejumlah perusahaan Internasional untuk mempromosikan produk mereka. Masing-masing personil the Divers juga mendapatkan job lain di luar manggung seperti menjadi bintang iklan, bermain film, menjadi host, juri ajang adu bakat, hingga mengeluarkan album solonya masing-masing. Hal ini lantas sering menimbulkan isu bubarnya group vokal ini. Isu ini terus-menerus ditepis oleh manajemen dan juga para anggota the Divers sendiri. Mereka menekankan bahwa apa pun yang terjadi, the Divers tetaplah enam orang. “Bila satu orang keluar, maka kami bubar. Dan kami menjamin tak akan ada yang keluar, sampai kapanpun, sampai kami tak bisa menyanyi lagi,” ujar sang kapten tim, Rimbar. 

Meskipun dalam perjalanannya sempat beberapa kali dirundung masalah, namun karir the Divers terbilang stabil. Mereka termasuk sebagai group vokal wanita Indonesia yang termasuk tahan lama dan mengalami karir yang meningkat. Di saat berbagai group vokal lain sempat lama vakum ataupun gonta-ganti personil, the Divers tak pernah mengalami perpecahan. Salah satu kuncinya, menurut manajemen Senyum, adalah karena kekompakan antar personilnya telah dibangun sedemikian rupa. Salah satunya adalah dengan menggelar pertemuan rutin antara 6 orang personil selama sepekan sekali, yang berisi sharing, curhat, dan kegiatan lain yang intinya adalah pengakraban dan pemecahan masalah bersama. 

Dalam menghadapi persaingan pasar, the Divers mampu membaca arah zaman, dengan tetap mempertahankan ciri khas mereka. Misalnya ketika sekarang jamannya girlband harus pintar nge-dance, the Divers telah mengantisipasinya sejak 2008 lalu dengan memperbanyak berlatih koreo (yang merupakan kelemahan mereka), tanpa haru meniru style koreografi atau tarian negara manapun. Sehingga dance yang dibawakan tetaplah dance ala the Divers, atau ala Indonesia, namun tetap dapat diterima anak muda penikmat dance-dance kontemporer. 

Selain itu, the Divers juga dikenal setia terhadap prinsip yang telah mereka pegang sejak awal terbentuk, seperti untuk tidak berpakaian terlalu seksi dan berperilaku yang rawan gosip. Kunci sukses lain adalah konsistensi dalam mempertahankan identitas khasnya, serta terus meningkatkan kualitas vokal mereka tanpa berhenti di jalan. Kini di saat para personilnya makin bertambah usia dan banyak yang akan menikah, ditambah makin banyaknya pesaing yang bermunculan, banyak pengamat dan kritikus yang menyebut bahwa era mereka telah habis dan tidak akan bertahan lama. The Divers pun merasa tertantang untuk membuktikan eksistensinya. “Grammy 2010 itu baru awal,” ujar Raras. Rencananya, pada pertengahan 2011 mereka akan merilis album terbarunya dengan sejumlah kejutan.