Sebelum
saya melanjutkan menulis profil dan juga cerita Super Natural Man (SNM), saya
akan terlebih dahulu menjelaskan motif di balik pembuatan cerita ini.
Dengan
segala rasa hormat kepada para penulis cerita-cerita superhero Indonesia
sebelumnya, seperti Gundala, Godam, Saras 008, hingga Panji Manusia Millenium
(saya sangat mengagumi dan mengapresiasi karya-karya anda sekalian), saya
merasa masih ada yang kurang. Tokoh-tokoh superhero itu masih sangat berbau
barat, baik itu dalam kostum, superpower, maupun jalan ceritanya. Hendaknya
kita bisa mencoba mencontoh China atau Jepang.
Bukan,
bukan mencontoh kostum dan jalan ceritanya lagi seperti yang dilakukan para
penggiat Cosplay atau Harajuku. Bukan yang itu, itu kegiatan lain. Tapi sebaiknya kita mencontoh bagaimana mereka dapat memasukkan unsur-unsur budaya
mereka dalam kemasan cerita action superhero atau semacamnya. Contohnya
film-film silat dan kungfu China, serta anime-anime Jepang semodel Samurai X
dan Naruto. Bukankah kita juga punya budaya yang serupa yang kalau difilmkan atau
dikartunkan bakalan keren juga?
Saya
mencermati dalam beberapa komik superhero Amerika seperti dari Marvel dan DC
Universe, terdapat karakter-karakter superhero yang diceritakan berasal dari Asia
Timur, Timur Tengah, India, Amerika Latin, Eropa, Afrika, dan bahkan Thailand
serta Vietnam. Mereka semua dikonsepkan sangat bercirikan budaya negara mereka
masing-masing dalam pengkarakterannya. Satu hal yang membuat saya masih
penasaran, kenapa tidak pernah ada yang karakternya berasal dari Indonesia?! Sekali
lagi, kita punya banyak sekali budaya daerah. Tapi kenapa tidak ada, barang
satu saja, yang dimasukkan oleh Marvel ataupun DC ke dalam tokoh atau
setidaknya setting dalam cerita mereka?
Saya
pikir tidak ada alasan sama sekali kita tidak mampu, apalagi minder, untuk
membuat superhero versi kita sendiri dan bernuansakan budaya kita sendiri. Biaya?
Saya melihat ada dua - sebenarnya mereka satu corporation - stasiun
TV di Indonesia yang animasinya sudah bagus dan secara grafis nampak cukup
elegan. Akan tetapi, kelemahan mereka adalah jalan ceritanya yang masih luar
negeri banget dan kadang hanya bermaksud menyindir sinetron stasiun tv lain.
Sebaliknya, terdapat dua stasiun TV lainnya yang jalan ceritanya sebagian besar
sudah mewakili kemauan saya di atas. Akan tetapi animasinya, maaf, izinkan saya
untuk menyebutnya amat sangat buruk (begitu buruknya hingga kepala manusia dan
ekor ular aja kelihatan banget kalau digabung, belum lagi kalau pas ceritanya
lagi bertarung di langit gitu. Aduuuh, please deh..).
Nah,
kenapa para stasiun tv di atas tidak bekerjasama saja, dengan konsep saling
mengisi atau mutualisme, daripada saling menyindir satu sama lain. Demi
kemajuan film supehero Indonesia, tidak ada salahnya komersialisme
dikesampingkan sementara. Atau kalau memang mereka tidak bisa diharapkan, saya
melihat di Indonesia ini banyak sekali animator dan juga penulis cerita muda
yang handal. Tidak perlu jauh-jauh, selama hidup di Jogja saja saya sudah
beberapa kali melihat orang-orang seperti itu. Asal ada kemauan dan visi yang
jelas, pasti bakal jadi.
Oke,
mungkin tadi itulah yang bisa saya ceritakan terkait faktor pendorong saya
membuat SNM ini. Memang, dua tokoh utamanya, SNMan dan Linda, mungkin belum
terlalu ‘Indonesia’. Tapi teman-teman utama mereka dalam SNM Teams seperti
Butet, Ki Sastro, Wastu, Leak, dan Wabai adalah karakter-karakter yang saya
gambarkan sangat ‘Indonesia’ dan menonjolkan budaya daerahnya masing-masing,
mulai dari kekuatan super hingga kisah hidupnya. Bahkan saya membayangkan kalau
mereka dibikinkan filmnya masing-masing, sangat bagus untuk mempromosikan
Indonesia kepada dunia luar. Jadi, kepada para produser film, komikus, ataupun penggiat
dunia per-superhero-an lainnya, silahkan hubungi saya. Terima kasih. ^^
sumber
gambar (maaf, saya soalnya gak pinter nggambar, jd minjem punya orang lain,hehe) :
arablogreaditandshareit.blogspot.com
pariwisata.jogja.go.id
cilemmbu.blogspot.com
picturesof.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar