Halaman

Kamis, 13 Desember 2012

Kiamat (Bukan) 2012




Tahun 2012 banyak diprediksikan sebagai akhir dari dunia alias kiamat. Mulai dari ramalan kalender suku Maya bahwa kiamat akan terjadi pada tanggal 20 -12 -2012. Kemudian ramalan akan terjadi bencana besar antara tanggal 12-12-2012 atau tanggal 21 Desembernya. Kemudian ada juga yang bilang, kalau bukan kiamat, maka antara tanggal 23-25 Desember akan terjadi peristiwa besar di mana planet-planet dan matahari dalam tata surya akan sejajar, dan ini dapat memicu bencana besar bahkan regenerasi besar-besaran umat manusia menjadi peradaban baru.

Ah, tapi dari semua ‘katanya’-‘katanya’ itu, kalau saya sih mikirnya satu aja : Allah SWT kan patokannya adalah kalender Hijriah, bukan Masehi. Semenjak tanggal 9-9-1999 yang juga dikira kiamat itu, tiap tahunnya kita selalu mengamati tanggal-tanggal unik tertentu, seperti 01-01-2001 dan seterusnya. Kita, umat Muslim, ikut terjebak oleh pola pikir global bahwa segala sesuatu peristiwa besar akan merunut ataupun menurut pada pola penanggalan Masehi.

Padahal, Sang Pencipta Bumi ini sendiri dalam menentukan bagaimana sesuatu akan terjadi, sejatinya tidak berpedoman pada kalender yang berdasarkan revolusi bumi dan itu, dan lebih berdasarkan kalender Hijriah atau Qomariah. Contohnya, bagaimana peristiwa pembebasan Makkah dan turunnya Al Qur’an ditentukan terjadi di bulan Ramadhan. Kemudian pemindahan kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah ditentukan terjadi di bulan Sya’ban. Dulu, pada bulan Muharram dan Rajab juga ditentukan larangan berperang. Dari dulu, yang namanya Idul Fitri itu tanggalnya 1 Syawal, bukan 14 atau 15 Agustus! Kita tiap tahun nentukan tanggal 1 Syawal itu persisnya tanggal berapa aja susah amat dan banyak perdebatan, ini kok bisa-bisanya nentukan kiamat kapan.

Lagian, percaya sama ramalan suku Maya. Para ahli Astronomi, Antropolog, Arkeolog yang notabene non-Muslim saja sudah ramai-ramai membantah teori itu, kita kok malah percaya. Gak mau pergi ke dukun kampung sebelah, tapi percaya sama ramalan suku nun jauh di sana dan sudah zaman dahulu kala. Sama aja musyriknya, cing!

Satu lagi, kita nampaknya terlalu berfokus pada kapan kiamat itu terjadi, namun lupa pada bagaimana menghadapi kiamat tersebut. Mau kiamat kapan aja, yang terpenting kan kita sudah siap, membawa bekal ke akhirat. Alah, gak usah kiamat juga, kita toh juga gak tahu bakal mati kapan. Saya jadi ingat kata bang Deddy Mizwar di film ‘Kiamat Sudah Dekat’ : “Yang pasti kiamat itu makin dekat, gak mungkin makin jauh.”


"Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS.Luqman:34)

Jumat, 30 November 2012

6 Film bertema Tukar Tubuh Terbaik


1.  Just Follow Law (2007)

Sebuah film Singapura yang menampilkan kisah seorang direktur departemen events and promotion sebuah perusahaan bernama Tanya Chew (Fann Wong) dan seorang teknisinya yang bernama Lim Teng Zui (Gurmit Singh). Suatu saat, Tanya dan Lim mengalami sebuah konflik akibat Lim dianggap berbuat ulah dalam kunjungan seorang menteri dari China. Mereka kemudian saling menyatakan bahwa pekerjaan mereka sulit, karena tekanan aturan. Dalam situasi konflik tersebut, Lim mengejar mobil Tanya hingga berujung pada kecelakaan. Ketika sadar dari koma, mereka mendapatkan tubuh mereka tertukar satu sama lain! Kini, mereka harus berusaha menghadapi hidup dan pekerjaan baru yang sangat bertolak belakang.

2.  Papa To Musume No Nanokakan (2007)


Kyoichiro (Tachi Hiroshi) selama ini merasa kurang dekat dengan putrinya, Koume (Aragaki Yui), dan ingin memperbaiki hubungan mereka. Dalam proses tersebut, tiba-tiba dalam sebuah kecelakaan kereta, tubuh Kyichiro dan Koume tertukar! Akhirnya mereka pun melanjutkan hidup dalam tubuh yang baru, dan pada akhirnya makin saling mengenal dengan sendirinya.

3.  Boy Meets Girl (2009)

Danny Reed (Martin Freeman) sangat tidak puas dengan hidupnya saat ini sebagai seorang pekerja di DIY superstore. Sangat bertolak belakang dengan Veronica (Rachael Stirling), seorang jurnalis fashion yang hidup glamor. Namun, suatu saat dalam sebuah kecelakaan, tubuh mereka berdua tertukar. Mereka pun harus menjalani hidup dalam identitas baru, yang justru membawa mereka menemukan diri mereka yang sebenarnya.

4.  Dame tu Cuerpo / Gimme Your Body (2005)


Film Meksiko. Seorang eksekutif bernama German bertunangan dengan Jacqueline, seorang mantan model. German tak tahu kalau Jacqueline masih berhubungan dengan seorang pria bernama Alex. Suatu ketika, dalam sebuah kejadian aneh, tubuh Jacqueline dan Alex tertukar. Bagaimana kini German harus berkecan dengan sang tunangan, yang sebenarnya adalah seorang pria selingkuhan tunangannya itu sendiri?

5.  Lubov Morkov / Lovey-Dovey (2007)


Andrei dan Marina telah menikah selama 7 tahun dan merasa sudah tidak ada lagi cinta di antara mereka. Mereka kemudian menanyakan solusinya kepada seorang dokter yang terkenal, yang kemudian melakukan sesuatu....menukar tubuh mereka. Kini Andrei berada dalam tubuh istrinya dan harus bekerja di gallery, sementara Marina dalam tubuh suaminya harus belajar menjadi pengacara.

6.  Operacja Koza (2000)
Vera, seorang agen wanita KGB Russia, hendak menyelediki sebuah proyek rahasia yang tengah dijalankan oleh seorang ilmuwan Polandia bernama Adam Horn. Namun, dalam sebuah accident di lab Horn, tubuh mereka tertukar. Agen-agen rahasia dari pemerintahan Polandia dan Russia pun harus ikut pusing menangani masalah ini. 

Selasa, 30 Oktober 2012

Makna ..........



Makna Idul Adha, makna Sumpah Pemuda, makna Pancasila, makna Idul Fitri, makna hari raya ini, makna hari raya itu, makna ini itu, semua mungkin sudah sering kita pelajari ataupun sekedar kita baca. Dari kelas 3, 2, bahkan mungkin kelas 1 SD pendalaman dan pemaknaan mengenai suatu simbol sudah diajarkan oleh guru-guru di sekolah. Bahkan dulu zamannya Orde Baru ada yang namanya penataran P4. Hanya saja, 1 pertanyaan klise selalu muncul : sudahkah pemaknaan itu kita aplikasikan dalam kehidupan nyata?

Mungkin karena sudah terlalu sering dijejali berbagai definisi seperti itu sejak bangku sekolah, ktia jadi banyak lupa. Atau mungkin memang kita tidak peduli. Atau mungkin memang itu bukan sesuatu yang penting bagi kita? Apapun itu alasannya, kita, manusia, memang seringkali melakukan sesuatu, merayakan sesuatu, tanpa pernah tahu “apa sih sebenarnya yang aku lakukan ini?”

Jadi, pada edisi ini saya tidak akan menulis tentang ‘makna .........’, itu sudah banyak yang membahas. Sama sekali bukan karena saya merasa sudah pintar, justru sebaliknya, saya (dan mungkin juga anda) sendiri merasa sudah banyak membaca-baca hal-hal seperti itu tanpa pernah mampu mengaplikasikannya. Ini serupa dengan seringnya kita membaca buku mengenai kunci-kunci sukses, tapi kita sendiri gak kunjung sukses. Atau misalnya membaca buku ‘agar shalat menjadi khusyu’, tapi shalat kita gak pernah khusyu’. Jangan nyalahin bukunya, apalagi nyalahin yang ngarang buku. Mereka sudah susah-susah menulis buku untuk kita, dengan niat untuk memberi manfaat bagi orang banyak, masa’ mau disalahin juga. Kasihan ah.

Kita ini nih, yang perlu instropeksi. Kok bisa buku itu gak ada dampaknya buat kita? Kok bisa artikel-artikel itu gak ngefek ke hidup kita? Pasti ada yang salah. Di mana letak kesalahannya? Cuma anda sendiri yang tahu. Saya cuma sekedar nyolek anda aja, hehehe.

Jumat, 28 September 2012

Top 10 Wedding Song



10.   Hujan Gerimis (Benyamin S.)

eh ujan gerimis aje
ikan bawal diasinin
eh jangan menangis aje
bulan syawal mau dikawinin

9.      Tonight I Celebrate My Love (Peabo Bryson & Roberta Flack)

tonight i celebrate my love for you
and that midnight song is gonna come shining through
tonight there’ll be no distance between us
what i want  most to do
is to get close to you tonight

8.      Will You Marry Me (Lee Seung Gi)

narang gyeolhon hae jullae?
narang pyeongsaengeul hamkke sallae?
uri duri alkongdalkong seoro saranghamyeo
(will you marry me?
will you love forever with me?
whilst loving each other)

7.      Kisah Romantis (Glenn Fredly)

dan dengarlah sayangku
aku mohon kau menikah denganku
ya hiduplah denganku
berbagi kisah hidup berdua

6.      Karena Cinta (Joy Tobing)

dan bila aku berdiri tegar sampai hari ini
bukan karena kuat dan hebatku
semua karena cinta, semua karena cinta
tak mampu diriku dapat berdiri tegar
terima kasih cinta

5.      Marry You (Bruno Mars)

It’s a beautiful night
we’re looking for something dumb to do
hey baby,
I think I wanna marry you

4.      Kupinang Kau Dengan Bismillah (Ungu feat.Rossa)

atas restu Allah ku ingin milikimu
ku harap kau menjadi yang terakhir untukku
restu Allah ku mencintai dirimu
kupinang kau dengan bismillah

3.      Tak Sebebas Merpati (Kahitna)

terima kasih kau terima
pertunangan indah ini
bahagia meski mungkin
tak sebebas merpati

2.      For the Rest of My Life (Maher Zain)

for the rest of my life
I’ll be with you
I’ll stay by your side honest and true
till the end of my time
I’ll be loving you. loving you

1.      Janji Suci (Yovie & the Nuno)

aku ingin mempersuntingmu
‘tuk  yang pertama dan terakhir.
jangan kau tolak dan buatku hancur
ku takkan mengulang ‘tuk meminta
satu keyakinan hatiku ini
akulah yang terbaik untukmu

Rabu, 26 September 2012

6 Tokoh Kaum Minoritas yang Berhasil Menjadi Pemimpin di Negara/Daerahnya


Belum lama ini Indonesia dihangatkan oleh ramainya pemilukada Gubernur 2012 di ibukota DKI Jakarta. Pasangan cagub-cawagub Jokowi-Ahok, yang akhirnya tampil sebagai pemenang, sempat digoyang oleh isu SARA, di mana Ahok yang merupakan etnis Tionghoa dan beragama Kristen Protestan alias termasuk kaum minoritas, dianggap kurang tepat memimpin DKI yang notabene dihuni mayoritas penduduknya suku Betawi-Jawa dan beragama Islam.
Kisah kemenangan kaum minoritas ini sejatinya bukanlah yang pertama kali terjadi. Sebelumnya di belahan dunia lainnya, hal ini pernah terjadi, bahkan tidak hanya sekali. Berikut ini 6 contoh tokoh dari kaum minoritas di suatu negara atau daerah, yang kemudian berhasil terpilih menjadi pemimpin di wilayah tersebut :

1. Barack Obama

Tanggal 4 November 2008 menjadi tanggal yang bersejarah bagi Negara adidaya Amerika Serikat. Pada tanggal tersebutlah, negara yang selama ini mengklaim sebagai Negara demokrasi terbesar di dunia itu untuk pertama kalinya memiliki Presiden yang berasal dari ras kulit hitam, ras yang selama ini sering dianggap kelas dua di negara tersebut dan dalam sejarahnya pernah dianggap sebagai bangsa budak. Adalah Barack Hussein Obama Jr., pria yang sukses menciptakan sejarah besar tersebut. Dalam Pemilu presiden A.S tahun 2008 tersebut, Obama yang dijagokan oleh partai Demokrat mengalahkan John McCain, calon dari partai Republik dengan perolehan suara yang cukup telak, 365 berbanding 173 electoral votes. Obama adalah putra dari seorang imigran asal Kenya, dan sewaktu kecil pernah tinggal di Indonesia, tepatnya di daerah Menteng Dalam Jakarta.

2.  Alberto Fujimori

Sosok yang kontroversial ini adalah pria keturunan Asia pertama yang menjadi kepala negara di Amerika Latin, ketika dirinya sukses terpilih sebagai Presiden Peru pada tahun 1990. Kemenangannya saat itu bersama partainya yang relatif baru, Cambio 90, dinilai sangat mengejutkan. Fujimori adalah putra dari pasangan imigran asal Jepang yang pindah ke Peru pada sekitar tahun 1934. Jumlah keturunan Jepang sendiri di Peru hanyalah berkisar 0,3 % dari total jumlah penduduk negara tersebut. Masa kepemimpinannya selama satu dekade dari 1990 hingga 2000 melahirkan banyak prestasi sekaligus juga kontroversi. Fujimori sukses melindungi Peru dari ancaman terorisme dan juga menyelamatkan negara yang beribukota di Lima itu dari krisis ekonomi. Namun, dia juga disebut melakukan pelanggaran HAM dalam upaya membersihkan pemberontak sayap kanan, yang menyebabkan ribuan orang tewas selama kurun waktu 10 tahun. Pria yang pernah menjadi rektor ini juga terlibat dalam berbagai skandal, di antaranya skandal mata-mata pada Pemilu 1995, skandal Motensino, serta tragedi penyanderaan di kedubes Jepang di Lima pada tahun 1996-97. Fujimori sempat ditahan di Chile pada 2005, diekstradisi dari sana dua tahun kemudian, hingga akhirnya pada 2009 lalu divonis 25 tahun penjara atas dugaan pelanggaran HAM. Karir politiknya kini diteruskan oleh putrinya, Keiko Fujimori.

3.  Basuki Tjahja Purnama

Dari dalam negeri, salah satu contoh sosok yang sukses menembus dominasi mayoritas dalam pemilihan umum adalah Basuki Tjahja Purnama, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Ahok. Ahok, yang notabene berasal dari etnis Tionghoa dan beragama Kristen, secara mengejutkan berhasil memenangi pemilukada Bupati kabupaten Belitung Timur tahun 2005. Padahal, Belitung Timur selama ini dikenal sebagai basis dari Masyumi dan pada Pemilu 2004 dikuasai oleh Partai Islam. Selama menjabat sebagai bupati, pria bernama asli Zhong Wan Xie ini berhasil membangun kabupaten Belitung Timur dengan memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi seluruh warga, sekolah gratis sampai tingkat SMA, pengaspalan berbagai jalan, hingga perbaikan berbagai prasarana serta pelayanan publik lain. Ahok sempat dicalonkan sebagai calon gubernur Bangka Belitung pada pemilukada 2007 namun gagal. Terakhir, Ahok maju sebagai calon wakil gubernur DKI Jakarta mendampingi Joko Widodo alias Jokowi pada pemilukada 2012, dan sukses tampil sebagai pemenang.

4.  Bobby Jindal

Selain Barack Obama, dalam institusi yang lebih rendah (tepatnya tingkat negara bagian/State), terdapat pula tokoh dari etnis minoritas yang berhasil menjadi pemerintah di A.S. Adalah Bobby Jindal, seorang keturunan India yang sukses terpilih sebagai Gubernur negara bagian Louisiana pada tahun 2008 lalu. Yang menarik, jumlah keturunan India di Louisiana sendiri hanya sekitar 0,2 % dari total jumlah penduduknya. Jumlah tersebut bahkan masih kalah dari keturunan Asia lain seperti Vietnam dan China, yang juga tak mencapai 1%. Jindal bahkan konon sempat dicalonkan menjadi calon wakil presiden dari partai Republik pada 2008 lalu, dan diisukan kembali dicalonkan untuk pilpres A.S pada 2012 ini. Selama menjabat gubernur, bapak muda kelahiran 10 Juni 1971 ini terbilang sukses menangani masalah kesehatan dan bencana alam di Louisiana.

5.  Manmohan Singh

Di Indonesia, penganut agama Sikh mungkin jumlahnya masih sangat sedikit, sehingga tak heran jika banyak yang belum mengenal agama ini. Di negara asalnya sendiri, India, penganut agama yang mewajibkan umatnya yang lelaki untuk mengenakan sorban ini pun jumlahnya masih tergolong sangat minoritas, yaitu sekitar 1,9% dari total jumlah penduduk India per 2001 atau kurang lebih 19 juta jiwa. Namun, jangan kaget apabila perdana menteri India saat ini (2012) menganut agama tersebut. Manmohan Singh, seorang lelaki paruh baya kelahiran tahun 1932, adalah Perdana Menteri India pertama yang beragama Sikh. Hal ini terjadi setelah Lok Sabha (DPR-nya India) hasil Pemilu 2004 menetapkan Manmohan sebagai perdana menteri India yang baru menggantikan Atal Bihari Vijpayee. Keputusan ini diambil berdasarkan reputasi pria asal Punjab ini yang bersih dari korupsi, di tengah maraknya korupsi di kalangan sejumlah pejabat India lainnya.

6.  Noor Hassanali

Siapapun umat Muslim yang merindukan kembalinya kejayaan Islam di dunia, mungkin perlu belajar banyak dari tokoh satu ini, yang justru nyaris tak terdengar namanya : Noor Hassanali. Hassanali adalah Presiden Trinidad-Tobago pertama yang beragama Islam, yang sekaligus menjadikan dirinya sebagai Muslim pertama dan satu-satunya yang pernah menjadi presiden di negara barat, yang notabene berpenduduk mayoritas non-Muslim. Hassanali berkuasa di negara yang terletak di kepulauan Karibia tersebut selama satu dekade antara 1987 hingga 1997. Pria kelahiran 1918 ini disebut sebagai tokoh paling netral, ramah, dan disegani dalam sejarah perpolitikan di Trinidad-Tobago. Selama menjabat sebagai presiden, pemerintahannya dikenal nyaris tanpa cela, jujur dan amanah, serta merakyat. Hal ini menyebabkannya sangat populer di mata rakyat, hingga mampu terpilih untuk dua kali periode. Pada tahun 2003 lalu, Hassanali mempublikasikan kumpulan pidatonya dalam buku berjudul ‘Teaching Words’. Mantan pengacara ini wafat pada tanggal 25 Agustus 2006. 

Rabu, 29 Agustus 2012

Memasuki Era PascaGalau



Saya pernah melihat sebuah blog pribadi milik seseorang yang menjelaskan bahwa masa hidup itu terdiri dari masa galau dan masa pra-galau. Hey, bukannya kalau ada ‘pra’ seharusnya juga ada ‘pasca’? Selalu begitulah siklus hidup manusia. Selalu demikian siklus yang mengaluri sebuah peradaban.

Alhamdulillah, masa galau yang sangat lama sebagaimana yang saya tulis dalam artikel saya terdahulu, ‘Kegalauan Seperempat Abad’, sebentar lagi akan berakhir. InsyaAllah dengan rahmat Allah SWT, saya akan memasuki masa Pasca-Galau. Sebagaimana saya tulis di artikel pada yang diunggah Oktober 2011 itu, saya sudah tidak memiliki kesanggupan lagi untuk menahan kegalauan yang telah berlangsung sangat lama itu, dan saya memiliki banyak harapan terkait kehadiran seorang pendaming hidup.

Namun satu hal, yang nyaris terlupakan oleh sebagian besar manusia adalah, bagaimana selanjutnya setelah memasuki masa Pasca-Galau tersebut? Ibarat sebuah negara yang baru merdeka, bagaimana selanjutnya setelah merdeka itu? Ibarat seorang mahasiswa yang diwisuda, bagaimana selanjutnya ke depannya? Manusia seringkali begitu mendambakan sesuatu selama bertahun lamanya, memperjuangkannya mati-matian. Namun begitu setelah mendapatkannya, yang bersangkutan bingung sendiri harus bagaimana selanjutnya. Tak salah jika dalam dunia kompetisi olahraga, dikenal istilah ‘mempertahankan lebih sulit daripada merebut’.

Sebenarnya, inti dari ‘what should I do after this?’ itu simpel saja, cukup diperlambangkan dengan satu kata : ‘Bersyukur’. Akan tetapi, apakah sesimpel itu? Gak juga. Cakupan kata ‘bersyukur’ itu terlalu luas. Bersyukur itu bukan hanya mengucap “Alhamdulillah”. Begitu banyak hal yang bisa kita lakukan untuk bersyukur, dan tak akan cukup bila ditulis di sini. Bahkan mungkin tak cukup dituangkan dalam sebuah buku yang sangat tebal. Hanya Anda yang tahu, bagaimana cara mensyukuri nikmat yang telah anda miliki.

Yang jelas, begitu memasuki masa Pasca-Galau ini, maka segala pengalaman getir-pahit yang kita rasakan selama masa Galau dulu hendaknya tidak perlu kita ungkit-ungkit lagi, kecuali kita jadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga untuk ke depannya. Memasuki sebuah era yang baru, tentu akan muncul tantangan-tantangan baru yang tentunya membutuhkan perencanaan serta sikap yang baru pula.

Satu hal yang paling utama : Membuktikan diri bahwa saya pantas menerima nikmat ini. Ya, bersyukur dalam masa Pasca-Galau sebenarnya tak melulu mencakup pembuatan sistem baru. Terkadang, cukup dengan mewujudkan apa yang telah kita niatkan ketika masa galau dulu, apa yang telah kita rencanakan apabila kita telah memperoleh apa yang kita inginkan. Tentu juga menyesuaikan dengan kondisi dan perubahan yang ada.

Dengan demikian, sejatinya kita telah cukup siap untuk menghadapi sebuah era baru, masa Pasca-Galau. Tinggal bagaimana menjalankannya saja. Bismillahirrohmanirrohim...

Kamis, 12 Juli 2012

Piala Akhirat



Kita belum lama melewati sebuah gelaran pesta sepakbola yang cukup gegap gempita, yaitu Piala Eropa 2012. Sebagaimana sebuah turnamen sepakbola kelas dunia, hampir semua orang di dunia – bahkan yang biasanya kurang menggemari sepakbola sekalipun – begitu antusias menonton dan mengikuti perkembangan turnamen ini. Meski pagi harinya harus bekerja di kantor atau membuka usaha, orang-orang rela bergadang pada dini hari demi menonton turnamen ini, hingga akhirnya bekerja sambil mengantuk-ngantuk.

Begitu gelaran Euro 2012 itu usai, orang-orang kembali beraktivitas normal seperti sedia kala. Namun, tanpa sadar – atau sengaja tidak menyadari – kita sebenarnya akan menghadapi sebuah kompetisi yang jauh lebih besar, yang tidak ada bandingannya dibanding Euro atau bahkan Piala Dunia dan Olimpiade sekalipun. Turnamen itu bernama bulan Ramadhan, atau saya menyebutnya sebagai ‘Piala Akhirat’.

Piala Akhirat? Ya, memang seperti itulah bulan Ramadhan. Apabila Piala Dunia atau Piala Eropa hanya diikuti segelintir orang saja, maka kita semua yang beragama Islam tanpa terkecuali bakal terlibat dan turut berkompetisi dalam Piala Akhirat ini. Apabila dalam Piala Dunia atau Piala Eropa kita mungkin gak ‘kecipratan’ hadiah, honor, serta doorprize yang diterima oleh para peserta dan juga juaranya, maka dalam Piala Akhirat ini, kita bisa turut kebagian hadiahnya! Padahal hadiah yang ditawarkan dalam Piala Akhirat ini amat sangat jauh lebih besar daripada hadiah yang diperoleh oleh juara Piala Dunia. Apa nggak asyik tuh?!

Hadiah yang diterima oleh Spanyol ketika menjuarai Piala Dunia 2010 adalah sebesar total 30 juta U.S dollar (Rp 271 Miliar), sementara tiap pemainnya masing-masing mendapat bonus tambahan hampir sebesar Rp 7 Miliar. Bandingkan dengan hadiah yang bakal kita terima, dengan ‘hanya’ sekedar turut berkompetisi dalam Piala Akhirat ini. Misalnya, ketika kita makan sahur. Dalam sebuah Hadits disebutkan bahwa di dalam sahur itu terdapat keberkahan, dan Allah serta para malaikatNya bershalawat kepada orang-orang yang bersahur. Kita diperhatikan sama Allah dan malaikat aja itu berarti kita bakalan dikasih apa aja yang kita minta, apalagi ini kita dishalawatin! Begitu pula ketika kita berbuka. Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW bersabda : Allah Azza wa Jalla berfirman, “Hamba-hambaKu yang paling Aku sukai adalah yang paling cepat kalau berbuka puasa” (HR. Tirmidzi).

Sejatinya, bulan Ramadhan memang sebuah kompetisi. Sebagaimana tugas manusia di dunia untuk fastabiqul khairat alias berlomba-lomba dalam kebaikan (QS.2:148), maka demikian pula dengan berpuasa dan beribadah dalam bulan Ramadhan ini. Kualitas antara satu orang dengan orang lainnya dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan akan berbeda, dan itu akan turut menentukan sejauh mana mereka melangkah di bulan suci ini dan sebesar apa ganjaran yang akan mereka dapatkan. Mereka yang ‘menang’ akan berbahagia di hari raya Idul Fitri yang juga sering disebut sebagai hari kemenangan. Ini mirip seperti Piala Dunia atau Piala Eropa yang kompetisinya bertahap mulai dari babak kualifikasi, fase grup, perempatfinal, semifinal, hingga grand final.

Bulan Rajab dan Sya’ban boleh dibilang sebagai ‘babak kualifikasi’. Mereka yang gembira menyambut datangnya Ramadhan, diharamkan oleh Allah jasadnya menyentuh api neraka (HR.Nasa’i). Mereka pula lah yang lebih berpeluang untuk dapat menempuh Ramadhan secara khusyu’ dan berhasil. Seseorang yang dalam puasanya tidak mampu menahan amarah dan nafsunya, maka tidak ada yang didapatkannya melainkan hanya lapar dan haus (HR.Ahmad). Namun bagi mereka yang berhasil menahan nafsu dan syahwatnya di bulan puasa, maka mereka akan digolongkan sebagai orang-orang bertakwa (QS.2:183). Mereka itulah ibaratnya orang-orang yang akan melaju ke fase knock out (perempatfinal dst).

Motivasi seseorang seringkali menurun pada hari-hari terakhir Ramadhan. Padahal, justru pada 10 hari terakhir itulah Allah SWT Menurunkan sebanyak-banyaknya pahala, rahmat, dan ampunan, bahkan lebih besar dari hari-hari lain sepanjang tahun. Di sinilah pula terdapat malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan. Maka dari itu kemudian kita dianjurkan untuk beriktikaf di masjid, memperbanyak shalat malam dan membaca Al Qur’an. Nah, orang-orang yang melakukan iktikaf dan berbagai ibadah di akhir-akhir Ramadhan inilah mereka yang lolos ke partai final. Sementara mereka yang 10 hari terakhir lebih rajin belanja dan ke mall, ya boleh dibilang cuma sampai perempatfinal aja deh.

Terus, tropi juaranya? Kalau Piala Dunia dan Eropa tropinya hanya ada satu, maka untuk Piala Akhirat ini tidak tanggung-tanggung, Allah Azza wa Jalla Menyediakan sebanyak-banyaknya tropi sampai tak terhingga jumlahnya! Dengan demikian, berarti sebenarnya kita semua, tanpa terkecuali, berpeluang untuk memboyong Piala Akhirat tersebut dan mendapat ‘hadiah-hadiah tambahan’ lain yang tak ternilai di hari akhir kelak. So, masih tidak tertarik untuk ikut berlaga?

Rabu, 04 Juli 2012

Puisi Sepasang Merpati



Kala merpati temukan pasangannya
Pemburu kan iba
Tupai kan malu menatap
Elang pun enggan menerkam

Kala merpati terbang berpasangan
Dahan kan mengiba
Angin kan malu bertiup kencang
Hujan pun enggan menetes

Merpati terbang berdua
Kepakkan sayap bersama

Tak satu pun kacaukan merpati
Tak jua semesta

Kala Tuhan berikan jalan
Maka sarang pun menahan
Dua merpati hinggap di peraduan
Memadu kasih di pohon harapan 

Jumat, 01 Juni 2012

Prediksi Euro 2012


Sebelum saya bercerita ngalor ngidul, yang ingin saya tekankan di sini adalah bahwa yang namanya ‘prediksi’ bagi saya itu beda dengan ‘menjagokan’. Kalau soal menjagokan, saya dari dulu terbiasa menjagokan tim-tim yang tidak banyak diunggulkan orang alias tim-tim gurem. Bagi saya, menjagokan tim-tim kecil itu enak : kalau kalah, ya wajar ; kalau menang, itu kepuasannya luar biasa. Tapi kalau prediksi, sifatnya cenderung lebih objektif dan realistis, dan tidak ada unsur emosional di dalamnya.

Sebelum menuju ke prediksi detail, setidaknya ada dua hal utama yang saya prediksikan bakal terjadi di Euro 2012 kali ini :
1. Spanyol gak bakal juara! Saya yakin 99% untuk itu, dan –kalau gak inget dosa- juga berani bertaruh. Karena, belum pernah ada ceritanya tim yang sehabis juara Dunia dan Eropa berturut, setelah itu juara lagi di piala Dunia atau piala Eropa edisi berikutnya.
2. Fenomena yang terjadi di liga-liga Eropa musim ini, yang tampil sebagai juara adalah mereka yang sudah lama sekali atau belum pernah juara, dan juga tim-tim yang melakukan revans.
Berdasarkan itu, maka ada empat tim yang paling berpeluang juara : Inggris, Portugal, Belanda, Jerman.
Peluang Inggris dan Portugal menjadi lebih besar, mengingat adanya fakta lain yang mendukung berupa siklus juara awal dasawarsa yang selalu memunculkan juara baru : 1964 (Spanyol), 1972 (Jerman Barat), 1984 (Prancis), 1992 (Denmark), 2004 (Yunani).



Oke, sekarang saatnya prediksi secara runtut.
NB : jika anda bakal sering menemui kata ‘biasanya’, ya begitulah cara saya memprediksi J

Grup A
Tim lolos : Polandia dan Rep.Ceska
Faktor tuan rumah akan membantu Polandia lolos dari grup, karena biasanya begitulah tuan rumah yang sebelumnya baru pernah sekali tampil di ajang yang bersangkutan. Contohnya adalah Jepang di PD 2002. Rep.Ceska adalah tim yang paling ‘nggak kelihatan’ (note : ‘gak kelihatan’ berbeda dengan ‘gak diunggulkan’) di grup ini, dan faktor itulah yang akan meloloskan mereka mendampingi Polandia. Rusia adalah tim kuat, tapi bentrok dengan sesama tim kuat Rep.Ceska di partai perdana dan kemudian bertemu tuan rumah Polandia serta Yunani di partai terakhir, bukanlah jadwal yang menguntungkan bagi mereka. Maaf untuk Yunani, keberuntungan tidak datang dua kali, ini bukan 2004.

Grup B
Tim lolos : Portugal dan Belanda
Ingat grup maut grup F di Piala Dunia 2002 ? Hal serupa akan terjadi di grup B ini. Portugal adalah tim yang diunggulkan ketiga di grup ini di bawah Jerman dan Belanda, tapi justru faktor itulah yang akan membuat Ronaldo cs. tampil mengejutkan sebagai juara grup. Hanya salah satu di antara Jerman dan Belanda yang akhirnya akan lolos, dan menurut saya itu adalah Belanda. Kenapa? 1. Jerman adalah tim kedua (setelah Spanyol) yang paling diunggulkan menjadi juara di turnamen ini, dan mereka juga paling diunggulkan di grup maut ini. Biasanya, tim yang memiliki salah satu (catet : salah satu) saja dari dua status itu akan gagal melaju dari fase grup, sedangkan tim Panser memiliki keduanya! Jadi, ya tamatlah sudah; 2. Pada faktanya, Jerman memang seringkali gagal bila dimasukkan ke dalam grup maut seperti ini (contohnya di Euro 2000 dan 2004). Sebaliknya, Belanda seringkali sukses melewati tantangan semacam itu (contohnya di PD 2006 dan Euro 2008); Denmark hanya akan menjadi bulan-bulanan, sebagaimana biasanya nasib tim paling lemah di sebuah grup maut.

Grup C
Tim lolos : Spanyol dan Italia
Untuk sementara, Spanyol masih terlalu tangguh bagi lawan-lawannya di grup C, dan gak perlu dibahas lagi kenapa. Italia yang tampil dengan wajah baru bakal mampu menahan imbang tim matador, tapi tidak cukup untuk menjadi juara grup. Kroasia rasanya sulit untuk mengulang sukses mereka di Euro 2008, karena masih banyak mengandalkan muka-muka lama yang sudah ‘habis’. Sementara Irlandia dengan Trappatoninya saya prediksi bakal berada di peringkat tiga, di antaranya dengan menyulitkan negara asal sang pelatih di pertandingan terakhir.

Grup D
Tim lolos : Inggris dan Prancis
Inggris tidak diunggulkan di Euro kali ini, tapi justru itulah yang akan membuat mereka tampil mengejutkan, diawali dengan menjadi juara grup D. Sementara Prancis dengan pelatih mudanya, Laurent Blanc, bakal meneruskan trend positif tim-tim berbekal pelatih belia dalam beberapa tahun terakhir. Tuan rumah Ukraina tidak seberuntung Polandia karena berada di grup yang relatif lebih berat. Swedia terlalu mengandalkan Ibrahimovic, jadi ucapkan selamat tinggal buat mereka.

Perempatfinal
Polandia vs Belanda
Yang namanya tuan rumah, kalau sudah ‘terlanjur’ lolos dari fase grup, umumnya bakal melangkah minimal satu fase lagi. Tim oranye pun harus melupakan impiannya untuk membalas dendam atas kegagalan di final PD 2010.

Portugal vs Rep.Ceska
Bukan timing-nya bagi Ceska untuk bikin kejutan, dan kedigdayaan Portugal pun masih berlanjut.

Spanyol vs Prancis
Oke, para pecinta sepakbola, siap-siap melihat kejutan besar terjadi di sini. Setelah Di Matteo, kini giliran Blanc yang bakal bikin permainan tiki-taka mati kutu. 2012 adalah anti-klimaks dari era kejayaan Barcelona dan Spanyol.

Inggris vs Italia
Duel klasik yang selalu menjanjikan pertandingan seru, sebagaimana pertemuan antar klub dari kedua negara di liga Champions. Kali ini keberuntungan bakal memihak Inggris, namun skuad muda Italia tetap akan dikenang dengan penampilan gagahnya yang akan lebih berbahaya di ajang selanjutnya.

Semifinal
Polandia vs Prancis
Faktor pengalaman, kualitas skill individu, dan - terutama sekali – kesiapan maju ke final, akan membuat langkah tuan rumah Polandia terhenti di sini. No more surprise.

Portugal vs Inggris
Lagi-lagi duel dua musuh bebuyutan. Dendam kekalahan adu pinalti di Euro 2004 dan PD 2006 akhirnya terbayar di stadion National Warsawa. Jarang sekali ada tim yang lolos dari grup maut akhirnya tampil sebagai juara turnamen. Pun begitu dengan nasib Seleccao kali ini.

Final
Prancis vs Inggris
Juara : Inggris

Kaget? Gak sesuai prediksi banyak orang? Ya, seperti yang saya katakan di awal, inilah yang bakal terjadi di Euro kali ini. Yang menjadi juara adalah mereka yang dalam sejarahnya belum pernah menggondol piala Henry Delaunay ini. Inggris yang tiap Piala Dunia ataupun Piala Eropa selalu dijagokan menjadi juara namun gagal, akhirnya mengakhiri penantian panjangnya justru di saat tidak lagi diunggulkan. Bukan sekali dua kali, tapi fenomena seperti ini sudah sering terjadi di sebuah kompetisi mayor Internasional sepakbola.  

Selasa, 29 Mei 2012

Pelajaran dari Korea


Akhir April lalu, saya mendapat kesempatan untuk berpergian ke luar negeri untuk pertama kalinya dalam hidup saya, tepatnya ke Korea Selatan. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Ar Razaq yang telah memberi saya keberuntungan tersebut. Terima kasih juga kepada pihak Zimmer Institute yang telah mengundang dan membiayai segala akomodasi saya untuk ke dan selama di sana. Uniknya, Korea Selatan sebenarnya tidak termasuk dalam daftar 10 Negara yang ingin saya kunjungi , yang pernah saya tulis di blog ini pada sekitar bulan April tahun 2011 lalu, tepat setahun lah. Tapi, itulah misteri Ilahi.
Dahulunya, terutama pada masa-masa awal pasca Perang Korea dengan Korea Utara di sekitar era 1950 hingga 1970-an, Korsel bukanlah sebuah negara yang maju, bahkan tergolong miskin. Di saat di negara kita Bung Karno mampu menantang negara-negara Barat dan membuat keder bangsa-bangsa Asia lainnya, Korsel masih bergulat untuk bangkit dari kepayahan ekonomi. Bahkan di saat terjadi krisis moneter Internasional tahun 1998, mereka jauh lebih terpuruk daripada Indonesia. Tapi, kenapa dalam waktu yang relatif singkat mereka mampu berubah wujud menjadi negara maju, bahkan mulai dapat melebihi negara-negara tetangganya seperti Jepang dan China?
Berikut ini beberapa hal yang saya cermati dan rasakan selama di sana, dan ternyata banyak sekali yang berbeda dibandingkan dengan yang saya jumpai di Indonesia, terutama dari segi perilaku manusianya :

1.      Bersih
kalau di taman monas, kira-kira mau gak ya bule-bule itu tiduran kayak begini?

Jujur, saya shock ketika berjalan-jalan di ‘alun-alun’ kota Seoul di hari terakhir saya di Korea. Alun-alun tersebut berada di pusat sebuah kota megapolitan. Anda tentu akan membayangkan lalu-lintas padat, dan membuat taman kota itu menjadi bising, kotor, dan kurang nyaman. Anda salah besar! Ya, lalu lintas di sekitarnya memang sangat padat dan kadang macet. Tapi alun-alun itu sendiri sangat amat bersih. Bahkan, udara di sekitar rumah saya di sebuah dusun (catet : dusun) di Sleman Utara tidak pernah sebersih itu! Ini sungguh sesuatu yang ironis bagi saya.

Tempat sampah di kota Seoul sangat jarang, barangkali tiap 50-100 meter barulah kita ketemu dengan tong sampah. Tapi, jalanannya bersih luar biasa, nyaris tidak ada sampah plastik atau kertas yang berserakan. Saya tidak berlebihan. Saya ke sana bersama dengan dua orang dokter yang sebelumnya sudah pernah ke Jerman dan Amerika, dan mereka sepakat mengatakan bahwa kedua negara tersebut tidak sebersih Seoul.

Sekarang, coba bandingkan itu semua dengan Jakarta. Ah, rasanya gak usah dibandingkan deh, sangat kentara sekali perbedaannya. Kebersihan adalah salah satu perlambang kerapian dan ketertiban berpikir seorang individu. Jika itu mewujud dalam sebuah sistem tatanan sosial yang lebih besar seperti kota, maka itulah lambang ketertiban warga setempat. Lingkungan yang bersih juga mampu membuat kita merasa nyaman dan sehat dalam beraktivitas, yang dampaknya akan mampu meningkatkan kinerja. Jadi, sebelum bicara masalah apapun terkait poleksosbud, lebih baik diawali dulu dengan membuat Indonesia bersih. Kalau Indonesia bersih, itu adalah langkah pertama membuat kinerja bangsa menjadi lebih baik.

2. Menghargai dan mencintai milik bangsa sendiri

foto pertama begitu menjejakkan kaki di Korea,
langsung nampak bagaimana mereka begitu membanggakan 'milik sendiri'

Saat ini demam K-Pop dan Hallyu (budaya Korea) sedang gencar-gencarnya menginvasi dan menguasai pasar Indonesia. Sebelum berangkat ke Korea, saya sempat bertanya-tanya, seperti apa kalau di negara asalnya sendiri? Ternyata, memang lebih ‘parah’. Di manapun toko, pasar, restoran, kantor, supermarket, bahkan di jalanan, semuanya senantiasa memutar lagu-lagu K-Pop. Di baliho-baliho, banner-banner, semua tempat pemasangan iklan, yang ditonjolkan adalah artis-artis Drama Korea. Saya nyaris tidak menemukan adanya lagu-lagu barat yang diputar di area umum, begitu pula dengan artis-artis Hollywood yang  sangat jarang ada di berbagai baliho.

Rupanya begitulah cara bangsa Korea begitu menghargai dan mencintai kepunyaannya sendiri. Penghargaan seperti itulah yang membuat mereka bangga dan termotivasi untuk mempromosikan budayanya ke negara-negara lain, hingga bisa mewabah seperti sekarang ini. Sementara di tempat kita? Lagu dangdut dan campursari dianggap kampungan, norak, gak pantas diputar di tempat-tempat elite, dan berbagai bentuk ‘under-estimating’ lain. Hei, bagaimana budaya kita mau terkenal dan diakui dunia, kalau bangsanya sendiri aja menganggap remeh seperti itu! Kita malah asyik dan bangga dengan punya orang lain.

Nggak cuma soal seni. Hampir semua mobil di sana menggunakan Hyundai dan KIA, produk domestik mereka sendiri. Hampir semua barang elektronik menggunakan Samsung dan LG. Okelah, mungkin kualitas produk teknologi kita nggak secanggih mereka. Tapi, kita harus ingat bahwa kita sebenarnya masih punya banyak ilmuwan dan ahli I.T yang cerdas-cerdas..eh...jenius. Namun sayang, seringkali penemuan mereka nggak dipedulikan (apalagi oleh pemerintah), hingga akhirnya mereka memilih berkarir di luar negeri saja. Jadilah kita nggak kebagian pinternya mereka.
Padahal kalau kita mau berdikari dan tidak banyak mengimpor seperti sekarang, saya haqqul yakin kita bisa lebih maju dari bangsa Asia manapun. Bukannya kita semua tahu kalau negara kita kaya SDA dan budaya? Tapi, lari ke man...ah, basa-basi seperti ini sudah sering saya dengar dan baca, tapi tetap nggak perah ada tindak lanjut yang nyata. Kalau emang pemerintahnya nggak bisa diharapin, ya udah deh, mulai aja dari lingkup kecil dulu.

3. Kerja keras lebih dari yang lain


Jam berapa para karyawan di Jogjakarta pulang kantor? Jam berapa para pengusaha di Jakarta pulang kerja? Saya mungkin ada 2-3 hari di Seoul di mana saya masih berada di jalanan hingga pukul 23.30 malam waktu setempat. Jam segitu, jalanan di Seoul masih sangat padat dan ramai dengan kendaraan. Di Indonesia, saya termasuk orang yang berjalan lebih cepat daripada orang lain. Tapi begitu di sana, ternyata semua orang berjalan lebih cepat daripada saya!

Saya bukan termasuk tipe orang yang bekerja dan berpikir secara cepat, mungkin karena terlalu hati-hati. Kecepatan berjalan saya sama sekali tidak berbanding lurus dengan kecekatan kerja saya. Tapi nampaknya tidak demikian dengan orang Korea. Kecepatan berjalan mereka ternyata memang sesuai dengan bagaimana mereka bekerja. Saya sangat jarang melihat ada orang yang berleha-leha, nongkrong di jalan sambil bersendau gurau, kecuali mungkin di rumah makan atau kafe yang memang tempatnya istirahat. Konon, orang Korea punya pepatah seperti ini : “Saat orang lain tidur, kita harus bangun. Saat orang lain bangun, kita harus berdiri. Saat orang lain berdiri, kita harus berjalan. Saat orang lain berjalan, kita harus berlari. Saat orang berlari, kita harus terbang.”

Pada medio 1990-an hingga awal 2000-an, Korea Selatan menyadari bahwa mereka telah tertinggal jauh dari para negara tetangganya seperti Jepang dan China. Maka, tak ada cara lain kecuali mereka harus bekerja berkali-kali lipat lebih keras dan lebih produktif daripada kedua negara itu. Inilah cikal bakal akhirnya Korsel kini bisa mewujudkan impiannya.

Kita? Bisanya cuma marah-marah melihat tingkah Malaysia. Atau hanya bengong saja melihat kemajuan Singapura. Tidak ada, sama sekali tidak ada hal positif yang kita lakukan. Para pekerja - khususnya kerah putih – di negara kita tetap saja lebih malas dari negara lain. Lihat saja yang terjadi di kantor-kantor pemda atau dinas pemerintah sepanjang hari. Lebih banyak mana baca koran dan main catur daripada kerjanya? Karyawan swasta juga begitu-gitu saja kerjanya : yang penting sesuai prosedur dan perintah bos, itu sudah cukup. Akhirnya yang kaya ya bos-bosnya saja. Sementara, mereka yang betul-betul bekerja keras seperti tukang becak, pemulung, pedagang keliling, ya hanya gitu-gitu saja hidupnya. Untuk yang satu ini, salah siapa? Ah, saya gak mau nyari-nyari kesalahan. Mungkin salah saya juga, tidak bertindak dan beraksi. Saya saja, atau ada yang lain nih?

4.  Disiplin
kapan ya ngantri busway bisa kayak gini? -gak pake umpek-umpekan dan rapi

Saya termasuk orang yang suka menunda-nunda pekerjaan. Saya juga terbiasa dengan budaya molor di berbagai organisasi yang saya ikuti selama ini. Begitu saya mengikuti workshop di luar negeri untuk pertama kalinya (catet : betul-betul pertama kali), langsung saja saya mendapat tamparan keras. Gara-gara, maaf, pub dan mandi teralu lama, saya terlambat naik ke bus yang akan membawa kami dari penginapan menuju Yonsei University. Kontan rekan saya memarahi saya habis-habisan karena teman-teman dari negara lain dan profesor yang akan mengisi seminar sudah menunggu. Jadwal berangkat pukul 08.00, pukul 07.50 para panitia sudah betul-betul siap. Hal ini sama sekali tidak pernah saya temui seumur hidup saya beraktivitas sosial di Indonesia. Yang ada, jadwal acara misalnya harusnya mulai jam 8, jam 10 baru mulai deh tuh. Jadilah saya terkaget-kaget begitu menghadapi kenyataan yang sangat berbeda, di belahan dunia yang lain.

Berdasar pengalaman itu, barulah saya paham kenapa seorang teman saya di Senyum Community yang dulu pernah sekolah di Korea, dia selalu datang tepat waktu tiap kali rapat. Hmm...rasanya untuk yang satu ini saya tidak perlu banyak basa-basi. Anda bayangkan saja bagaimana seandainya semua orang Indonesia bisa disiplin waktu seperti teman saya ini.

Bukan cuma disiplin waktu, tapi juga dalam menaati peraturan. Paling mudah adalah soal lampu merah. Jangankan kendaraan, di Korea orang jalan kaki saja sangat patuh pada traffic light. Pernah suatu kali, jalanan sepi. Di kedua sisi trotoar, pejalan kaki sudah padat dan siap untuk menyeberang, termasuk saya. Tapi karena lampu traffic masih menyala merah untuk pejalan kaki, mereka tidak maju selangkah pun! Saya hanya bisa membatin waktu itu , “coba kalau ini di Indonesia, pasti dah pada nyeberang tuh”. Jangankan jalanan sepi, jalanan ramai saja gak peduli : lampu kuning = ngebut, coy! Inilah masalahnya : di Indonesia, peraturan dibuat untuk dilanggar. Jangankan warga, yang bikin peraturan sendiri saja juga melanggar koq!

Apapun yang saya tulis ini sama sekali bukan berarti saya begitu mengagumi Korsel dan ‘menyesal’ jadi orang Indonesia. Justru sebaliknya, karena saya begitu percaya bahwa kita memiliki potensi yang jauh lebih banyak daripada mereka, hingga seharusnya dan tentunya kita bisa lebih maju daripada mereka. Kalau sekarang kenyataannya tidak, yaaa...semua berpulang pada manusianya. Karena Yang Di Atas telah menitipkan, dan gimana jadinya titipan itu ya pinter-pinternya + bener-kagaknya yang ngelola.