Halaman

Selasa, 31 Desember 2013

Capung Cebok


Pernahkah anda melihat capung cebok? Kita seringkali melihat capung, atau orang Jawa menyebutnya kinjeng, di sekitar rumah kita, sedang hinggap di dahan atau ranting pohon. Hanya sebentar, beberapa detik saja, kemudian segera terbang kembali. Saya tidak tahu apakah yang dilakukannya itu betul-betul ‘cebok’ alias membersihkan kotorannya, ataukah bukan. Tapi adik ipar saya sering menggunakan analogi ini untuk menyindir orang yang melakukan sesuatu dalam waktu yang sangat cepat. Seperti misalnya ketika anaknya atau anak saya baru saja tidur, sebentar sudah terbangun kembali, maka adik ipar saya tersebut akan berkata “loe tidur kayak capung cebok aja.”

Kita sering mendengar peribahasa “Hidup itu hanyalah ibarat mampir minum.” Peribahasa ini bermaknakan bahwa hidup yang kita jalani di dunia ini hanya sekejap saja, sementara kehidupan yang abadi adalah di akhirat kelak. Pensimbolan mengenai waktu hidup di dunia yang hanya sebentar ini, bisa jadi mirip-mirip dengan ungkapan ‘capung cebok’ tadi. Bahkan, menurut saya, justru lebih tepat.


Apabila kita mengibaratkan hidup sebagai ‘mampir minum’, itu berarti hidup ini hanyalah sebagai prasarana untuk memuaskan hasrat serta kebutuhan kita semata. Sementara tugas kita sebagai manusia di dunia ini bukanlah itu. Kehidupan manusia di dunia ini adalah sebagai jembatan penghubung ke kehidupan abadi di akhirat, di mana di sana nanti kita akan dihadapkan pada pilihan surga dan neraka yang kesemuanya bergantung dari apa yang telah kita lakukan selama hidup di dunia. Manusia tidak mungkin luput dari yang namanya dosa, kesalahan, dan semacamnya. Namun apabila kita berhasil dalam ‘membersihkan’ diri kita dari hal-hal tersebut, maka dapat memperlancar jalan kita menuju surga. Sementara apabila kita kurang bersih dalam ‘membersihkan’ diri kita, maka kita sangat mungkin dimasukkan ke dalam neraka. Kata-kata ‘membersihkan’ di atas dapat kita asosiasikan dengan ‘cebok’. Mengingat waktu hidup di dunia yang amat sangat sebentar itu lah, maka aktivitas pembersihan diri kita dari dosa tersebut dapat diibaratkan seperti capung yang sedang cebok.