Saya
pernah melihat sebuah blog pribadi milik seseorang yang menjelaskan bahwa masa
hidup itu terdiri dari masa galau dan masa pra-galau. Hey, bukannya kalau ada ‘pra’
seharusnya juga ada ‘pasca’? Selalu begitulah siklus hidup manusia. Selalu demikian
siklus yang mengaluri sebuah peradaban.
Alhamdulillah,
masa galau yang sangat lama sebagaimana yang saya tulis dalam artikel saya
terdahulu, ‘Kegalauan Seperempat Abad’, sebentar lagi akan berakhir. InsyaAllah
dengan rahmat Allah SWT, saya akan memasuki masa Pasca-Galau. Sebagaimana saya
tulis di artikel pada yang diunggah Oktober 2011 itu, saya sudah tidak memiliki
kesanggupan lagi untuk menahan kegalauan yang telah berlangsung sangat lama
itu, dan saya memiliki banyak harapan terkait kehadiran seorang pendaming
hidup.
Namun
satu hal, yang nyaris terlupakan oleh sebagian besar manusia adalah, bagaimana
selanjutnya setelah memasuki masa Pasca-Galau tersebut? Ibarat sebuah negara
yang baru merdeka, bagaimana selanjutnya setelah merdeka itu? Ibarat seorang
mahasiswa yang diwisuda, bagaimana selanjutnya ke depannya? Manusia seringkali begitu
mendambakan sesuatu selama bertahun lamanya, memperjuangkannya mati-matian. Namun
begitu setelah mendapatkannya, yang bersangkutan bingung sendiri harus
bagaimana selanjutnya. Tak salah jika dalam dunia kompetisi olahraga, dikenal istilah
‘mempertahankan lebih sulit daripada merebut’.
Sebenarnya,
inti dari ‘what should I do after this?’ itu simpel saja, cukup diperlambangkan
dengan satu kata : ‘Bersyukur’. Akan tetapi, apakah sesimpel itu? Gak juga.
Cakupan kata ‘bersyukur’ itu terlalu luas. Bersyukur itu bukan hanya mengucap “Alhamdulillah”.
Begitu banyak hal yang bisa kita lakukan untuk bersyukur, dan tak akan cukup
bila ditulis di sini. Bahkan mungkin tak cukup dituangkan dalam sebuah buku
yang sangat tebal. Hanya Anda yang tahu, bagaimana cara mensyukuri nikmat yang telah
anda miliki.
Yang
jelas, begitu memasuki masa Pasca-Galau ini, maka segala pengalaman getir-pahit
yang kita rasakan selama masa Galau dulu hendaknya tidak perlu kita ungkit-ungkit
lagi, kecuali kita jadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga untuk ke
depannya. Memasuki sebuah era yang baru, tentu akan muncul tantangan-tantangan
baru yang tentunya membutuhkan perencanaan serta sikap yang baru pula.
Satu
hal yang paling utama : Membuktikan diri bahwa saya pantas menerima nikmat ini.
Ya, bersyukur dalam masa Pasca-Galau sebenarnya tak melulu mencakup pembuatan
sistem baru. Terkadang, cukup dengan mewujudkan apa yang telah kita niatkan
ketika masa galau dulu, apa yang telah kita rencanakan apabila kita telah
memperoleh apa yang kita inginkan. Tentu juga menyesuaikan dengan kondisi dan
perubahan yang ada.
Dengan
demikian, sejatinya kita telah cukup siap untuk menghadapi sebuah era baru,
masa Pasca-Galau. Tinggal bagaimana menjalankannya saja. Bismillahirrohmanirrohim...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar