Halaman

Jumat, 28 Oktober 2011

Kabinet Indonesia Muda


Dulu, usai presiden SBY mengumumkan Kabinet Indonesia Bersatu jilid II tahun 2009, saya merasakan banyak ketidak setujuan. Karena itu kemudian saya ‘membentuk’ kabinet khayalan sendiri, yang terdisi dari teman-teman saya, yang saya beri nama ‘Kabinet Indonesia Muda’.
Hari ini, bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda dan selang seminggu setelah SBY mengumumkan reshuffle kabinetnya, saya hendak me-refresh kembali soal ini. Menurut saya, dibandingkan bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah punya banyak ‘keperluan’ itu, teman-teman saya yang masih muda-muda ini saya yakini bisa lebih ‘pure’ dalam bekerja. Ini bukan kesombongan ataupun ke-soktahu-an seorang pemuda. Tapi, sungguh sebuah kabinet yang disusun bukan berdasar kepentingan ataupun perhitungan politik tertentu, tidaklah lebih baik dibanding kabinet yang disusun berdasar visi-misi jelas, bukan sekedar bagi-bagi jabatan, dan meliputi menteri-menteri yang memang kompeten di bidangnya. 

Ket : yang saya gambarkan di sini bukanlah ‘siapa’ mereka, melainkan ‘bagaimana’ saya memilih teman-teman saya ini. Dengan kata lain, saya bermaksud menunjukkan bagaimana ‘seharusnya’ seorang menteri itu dipilih. 



Presiden : Topan Tantudo Umpu, S.S 
Topan adalah ketua OSIS saya semasa SMA dulu, selama 2 periode berturut-turut. Dia berhasil merubah kondisi SMA saya pada saat itu, 180 derajat menuju lebih positif. 
Seorang Presiden haruslah orang yang memiliki jiwa kepemimpinan dan kharisma yang tinggi. Dia juga mesti mampu bertindak dan bersikap tegas, mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat, dan setidaknya mengerti banyak aspek kehidupan masyarakat. Untuk konteks Indonesia, dia juga mesti merakyat dan tidak mau didekte oleh negara-negara lain yang punya kepentingan. 

Wakil Presiden : Rizqima Nur Aini Dewi, S.Psi
Rizqima adalah teman kampus saya, sangat aktif di berbagai organisasi dan pernah belajar di A.S.
Seorang Wakil Presiden harus dapat mengimbangi presidennya, setidaknya dia memiliki karakter yang berbeda dengan presidennya. Berhubung sang Presiden adalah orang yang sangat galak dan blak-blakan, maka wapresnya adalah seorang yang kalem, tenang, mengambil keputusan secara hati-hati, namun tetap dapat bersikap tegas apabila diperlukan. Dia juga mesti orang yang dapat memberi ‘bisikan-bisikan’ yang efektif kepada Presiden. 

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan :
Shofwan Al Banna Choiruzzad, S.IP, M.A
Shofwan adalah kenalan saya. Dia tengah menyelesaikan program doktor di Jepang, mengambil program Hubungan Internasional. 
Menkopolhukam adalah jabatan yang membutuhkan orang yang mampu membawahi menteri-menteri dalam bidang tersebut, dan dari itu dia harus memiliki jiwa kepemimpinan, tegas, dan memiliki ideologi sosial politik yang kuat (dan tidak bisa diganggu gugat). Butuh orang yang sangat cerdas, setidaknya dalam bidang politik, dan juga mengerti banyak tentang hukum. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian :
Ari Sugiarto, S.E
Mas Ari adalah kakak kelas saya ketika SMA dulu. Dia berjuang kuliah sambil menghidupi adik-adiknya, lantaran ayahnya telah tiada, dengan melakukan berbagai macam usaha. 
Tentu saja dia harus orang yang sangat paham dan berpengalaman dalam kegiatan perekonomian. Setidanya dia harus mengerti banyak aspeknya seperti perdagangan, perbankan, industri, usaha kecil dan menengah, serta masalah fiskal. Sekali lagi, karena dia adalah meteri koordinator, maka jiwa kepemimpinannya harus tinggi dan tegas. Satu lagi, akuntabilitas ekonomi rumah tangga orang ini harus jelas. Untuk menteri ini, juga menteri-menteri yang dibawahinya, yang terpenting adalah ‘menyingkirkan’ mereka, perusahaan-perusahaan asing yang mengeruk SDA kita, kemudian kekayaan kita kita kelola sendiri dengan mengandalkan SDM dari bangsa sendiri juga. 

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat :
Sarah Astri Ardiyanti, S.Psi., S.E.
Mbak Sarah adalah teman KKN saya, kuliah di dua jurusan (Ekonomi dan Psikologi) di 2 Universitas berbeda.
Satu syarat mutlak, dia haruslah orang yang tidak memikirkan kesejahteraannya sendiri, melainkan hanya memikirkan isi perut rakyat saja. Maka diperlukan orang yang memiliki jiwa keibuan (namun tetap seorang pemimpin yang tegas), ekonomi rumah tangganya tidak kekurangan (sehingga tidak lagi bingung memikirkan diri sendiri), dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Khusus untuk mbak Sarah ini, saya pilih karena dia memahami dua bidang sekaligus : Psikologi dan Ekonomi, yang memang sangat diperlukan untuk mengurangi deprivasi atau ‘perasaan miskin’ pada rakyat. 


Menteri Dalam Negeri :
Wulang Suhastoro, S.E
Wulang adalah teman SD saya dan tetangga dari pakdhe saya. Dia pernah menjadi ketua pemuda di daerahnya, dan juga menjadi wakil ketua RW dalam usia muda. 
Posisi mendagri membutuhkan orang yang mengerti seperti apa kondisi birokrasi di Indonesia (yang prosedurnya amat sangat berbelit-belit banget dan menghabiskan isi dompet rakyat ini), dan mampu membuatnya menjadi lebih praktis, efisien, dan, yang pasti, tidak korup! 

Menteri Luar Negeri :
Haidar Buldan Thontowi, S.Psi 
Buldan adalah sahabat saya. Dia sangat fasih berbahasa Inggris, pernah juara di berbagai lomba debat bahasa Inggris, bahkan beberapa kali dikirim ke luar negeri mengikuti debat contest antar negara. Saat ini tengah menyelesaikan kuliah Master Psikologi di A.S. 
Pertama, menlu haruslah orang yang lihai berdiplomasi. Menlu juga mestinya adalah orang yang tidak anti-barat, tapi di sisi lain juga sangat memahami bagaimana negara-negara barat itu punya kepentingan terselubung terhadap negara-negara timur. Maka dia sebaiknya adalah orang yang mampu memoderasi antara barat dan timur, serta memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhadap negara-negara tertindas (Palestina, Iran, Korut, Somalia, Libya, dsb.), dan yang paling paling penting, tidak mau diintervensi oleh perwakilan negara-negara barat tadi (khususnya A.S dan Israel). 

Menteri Pertahanan :
Yogi Sumarko, A.Md.
Yogi adalah teman SMA saya. Dulu dia kerap menjadi kepala seksi keamanan di berbagai acara sekolah, dan sangat diandalkan dalam hal ini. Saat ini bekerja sebagai radiografer di RSUP dr.Sardjito.
Menhan mesti diisi oleh orang yang terbilang pemberani, serta memiliki strategi yang apik dalam menjaga kondisi keamanan negara, termasuk menangkal (secara preventif maupun represif) berbagai situasi ricuh dan konflik yang sangat mungkin terjadi di Indonesia.

Menteri Hukum dan HAM :
Prima Agung Saputra, S.H
Prima adalah orang Lampung, rekan saya di FLP (Forum Lingkar Pena) Jogja. Dia pernah menjadi aktivis dan ketua divisi di berbagai organisasi mahasiswa di UGM. 
Jelas, yang dibutuhkan adalah seorang ahli hukum yang sangat jujur, memihak yang benar, dan matanya tidak hijau melihat duit. Saya pikir, hanya itulah yang paling penting untuk hukum di Indonesia saat ini. 

Menteri Keuangan :
Robby Pradana, S.E
Robby adalah teman SD saya. Saat ini tengah kuliah ekonomi di Australia, dan juga menjadi finance protofolio member di AEISEC (organisasi mahasiswa lintas negara). 
Sekali lagi, untuk posisi yang satu ini mesti ditempati seorang yang jujur. Karakter lainnya adalah tenang dan teliti. Selain itu, dia harus punya daya tahan dalam mengatasi tekanan ekonomi (seperti situasi pasar yang fluktuatif, krisis finansial, serta pengelolaan kas negara yang rawan ‘kebocoran’) yang biasa terjadi di Indonesia. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral :
M.Taufiq Ramadhan, S.T
Taufiq adalah teman SMA saya, saat ini bekerja di PT.Elnusa Tbk. dan pernah kuliah di jurusan Pertambangan UPN veteran Jogja.
Diperlukan seorang yang tangguh, dan mampu mengatasi persoalan pertamina yang menurut saya ‘aneh’ : kita ini negara kaya migas, tapi koq BBM sering langka dan mahal? Masa’ kalah sama kilangnya tetangga yang sebenarnya nggak kaya-kaya amat dan nggak pintar-pintar itu? 

Menteri Perindustrian dan Perdagangan :
Adi Purnomo, S.E, M.Si
Adi adalah teman SD saya, seorang yang sangat cerdas. Menyelesaikan studi S2 Akuntansi di STIE YKPN, dan saat ini bekerja di Dirjen Pajak.
Dalam dunia nyata, kementerian perindustrian dan perdagangan terpisah. Akan tetapi menurut hemat saya, sebenarnya lebih efisien kalau kedua kementerian ini digabung, mengingat kedua bidang ini memiliki alur kerja yang tak terpisahkan, serta seringkali harus selalu menyokong satu sama lain. Untuk orang yang menjadi menterinya, dia harus seseorang yang tahu bagaimana ‘menjual’ (dalam berbagai konteks kegiatan ekonomi).

Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup :
M.Chairudin, S.Hut.
Udin adalah teman dekat saya, lulusan fakultas Kehutanan UGM.
Kementerian kehutanan dan kementerian lingkungan hidup juga terpisah dalam dunia nyata. Namun, sekali lagi, saya merasa hal itu kurang efisien bagi anggaran negara dan juga alur kerja keduanya. Toh orang kehutanan juga bisa mengurusi lingkungan hidup. Yang penting, untuk situasi terkini, dia haruslah orang yang terutama sekali sangat peduli terhadap Global Warming dan memahami secara mendalam cara mengantisipasinya. 

Menteri Pertanian :
M.Ridwan Nur Rahmadi
Ridwan adalah tetangga saya, anak seorang petani. Belum lama terpilih menjadi ketua karang taruna di desa saya.
Jabatan yang sangat vital di kabinet Indonesia. Sekali lagi, saya merasa ‘aneh’ : negara agraris, kaya pertanian dan perkebunan, tapi koq impor beras melulu? Maka dari itu, yang paling pokok dari menteri pertanian adalah yang penting dia bisa segera mengembalikan Indonesia jadi negara swasembada pangan. Untuk karakter menterinya, dia mesti lah orang yang memahami petani dan buruh tani, sehingga dapat mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mengutamakan produk mereka dibandingkan barang impor. 


Menteri Perhubungan :
Abdul Majid Zulkarnaen, S.T
Ajid adalah teman SMA saya, lulusan Teknik Mesin UGM, saat ini bekerja di PT.Krakatau Steel.
Salah satu kementerian vital, mengingat seringnya terjadi kecelakaan transportasi di Indonesia. Maka, yang paling utama dari menhub adalah dia yang betul-betul mengerti masalah transportasi melingkupi mesin serta manusia (human error)-nya. Tugas utama dan pertamanya adalah terlebih dahulu mengurangi resiko-resiko kecelakaan, dibandingkan membuat apalagi membeli alat-alat transportasi yang canggih dan terlalu mahal. 

Menteri Kelautan dan Perikanan :
Abdul Basyit D.A
Beliau adalah seorang pemuda dari pulau Bawean yang sempat menjadi aktivis di Jogja. Saya pribadi tidak terlalu mengenalnya.
Menteri kelautan hendaknya memang dia yang adalah ‘anak pantai’. Paling penting, dia adalah orang yang bisa memanfaatkan betul potensi bahari kita yang terluas di dunia ini, dan menurut saya luar biasa kayanya (yang sekali lagi, ‘aneh’-nya, selama ini seperti nggak ada gunanya bagi bangsa sendiri). 

Menteri Tenaga Kerja :
Andina Satria Okta Fiawan, S.H, M.Hum
Dea adalah teman SMA saya, lulusan S2 hukum UII, dan sekarang bekerja di BPK.
Mengapa orang hukum? Ini salah satu kementerian yang kebagian mendapat kerjaan mengurusi kasus-kasus yang bikin miris, mengingat bagaimana nasib para tenaga kerja kita di luar negeri. Dan kebanyakan selalu urusannya adalah dengan persoalan hukum (terutama urusannya dengan majikan, BNP2TKI, hukum negara lain, hingga soal TKI ilegal). Perlu orang yang tegas, sehingga para TKI kita tidak lagi jadi bulan-bulanan di luar sana. 

Menteri Kesehatan :
dr.Riski Kawa Ramadani
Riski adalah teman SMP saya, lulusan fakultas Kedokteran UGM.
Ah, siapapun, yang penting pelayanan kesehatan meningkat dan dokter serta obatnya nggak mahal!! Tapi saya suka pemikiran Riski, yang ketika melihat ini dia berkomentar bahwa dia tidak mau diintervensi oleh lembaga kesehatan asing. 

Menteri Pendidikan Nasional :
M.Zulkifli Setiawan
Lucky, teman kampus saya di S1. Dia aktif sebagai trainer dan juga di berbagai lembaga pendidikan independen.
Satu hal, saya suka pemikiran Lucky yang ingin merombak sistem pendidikan kita, menjadi tidak konservatif seperti saat ini, melainkan banyak menggunakan pendekatan micro-teaching, sistem yang tidak birokratis, dan lebih melihat potensi individu anak. Mendiknas haruslah orang yang juga mengerti bahwa pendidikan itu penting dan makanya jangan mahal!!

Menteri Sosial :
Ajeng Pakerti, S.Sos
Ajeng adalah teman sekelas saya waktu SMA, lulusan Sosiologi UGM dan saat ini bekerja di Kementrian Pertanian.
Mensos hendaknya orang yang mengerti atau bahkan pernah mengalami latar belakang kehidupan masyarakat marjinal seperti apa (seperti anak jalanan, dhuafa, yatim, serta kaum veteran). Dengan demikian dia akan memahami apa sebenarnya kebutuhan mereka sehingga bisa memberikan bantuan dan dukungan yang tepat. 

Menteri Agama :
Fajar Dian Hernanda, S.Farm
Fajar adalah teman dekat saya di SMA,lulusan Farmasi UGM. Pernah menjadi ketua Rohis semasa SMA, kemudian ketua organisasi muslim alumni SMA saya, dan juga aktivis dakwah di berbagai organisasi agama. 
Tidak perlu panjang lebar, yang penting dia orang yang pengetahuan agamanya luas, spritiualitas-nya tinggi, namun tetap toleran. Ketika membaca ini, Fajar mengatakan bahwa yang pertama-tama dia akan lakukan adalah menghapus korupsi di tubuh Depag, khususnya soal haji. Bagus!

Menteri Budaya dan Pariwisata :
Anggi Septia Irawan, S.Ant
Saya sempat setahun kuliah bersama Anggi di Antropologi Budaya UGM. Saat ini dia menjadi peneliti di NIHRD.
Menbudpar tentunya adalah orang yang paham budaya dan kearifan lokal di Indonesia. Dia juga mesti suka jalan-jalan dan berpetualang, maksudnya, agar dia tahu potensi di berbagai daerah di Indonesia yang bisa dijadikan objek wisata yang menarik, serta mengetahui apa saja yang masih kurang dari tempat-tempat lokasi wisata Indonesia saat ini. Paling penting, harus pintar promosi kepada dunia mancanegara. 

Menteri Transmigrasi dan Kependudukan :
M.Rachmadian Narotama, S.T
Adi adalah teman SMA saya, lulusan Arsitektur UGM, dan sekarang menjadi konsultan di Gama Multi Usaha Mandiri.
Menggantikan menteri perumahan rakyat dalam kehidupan nyata. Menurut saya, urusan transmigrasi lebih baik digabung dengan masalah penduduk (termasuk soal perumahan), jadi cakupannya lebih luas dan efisien. Saya sendiri lupa kenapa dulu memilih Adi di posisi ini, hehe. 


Menteri Komunikasi dan Informasi :
Ika R.Wulandari, S.Psi
Iwul adalah teman saya di S1, juga di FLP Jogja di mana dia sempat menjabat sebagai ketuanya. Aktif sebagai penulis.
Menkominfo haruslah anti-pornografi dan pembajakan. Itu saja sih. 

Menteri Pekerjaan Umum :
Aditya Aji Wibowo, S.E
Adit teman saya SMA juga, kuliah di Ekonomi UGM.
Menteri PU sebaiknya adalah mereka yang punya mental ‘kuli’ dan otak ‘ekonom’ sekaligus. Jadi dia akan paham bagaimana melakukan pembangunan yang murah namun efektif dan cepat. Diharapkan terutama dia peka soal jalan berlubang.

Menteri Koperasi dan UKM :
Adinda Paramitha, S.E
Teman dekat saya sejak SMA. Pernah mendirikan kedai kopi dan juga rumah makan.
Menteri ini memang sebaiknya orang yang pernah merasakan pahit getirnya membangun usaha kecil-kecilan hingga dapat berkembang. Di samping itu juga mesti orang yang punya kreatifitas tinggi. Maka, dia akan dapat membantu mereka yang punya usaha kecil dan menengah, agar tidak digilas oleh perusahaan-perusahaan monopolis raksasa yang kadang tidak punya hati itu. 

Menteri Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak :
Ika Puji Widjayanti, S.Psi
Ika adalah sahabat saya di S1. Mungkin dia satu-satunya menteri di sini yang di kehidupan nyata saat ini memang bekerja di kementerian yang sama. 
Tidak perlu dijelaskan bahwa menteri yang memegang kementerian ini haruslah dia yang punya jiwa emansipasi yang tinggi, dan sangat peduli terhadap dunia anak-anak. Intinya adalah wanita karir yang punya sifat keibuan. 

Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal :
Rona Patricia Sibarani, S.H
Rona adalah teman saya saat ini di S2, orang asli Papua.
Menteri PDT memang sebaiknya adalah dia yang berasal dari daerah yang membutuhkan perhatian yang lebih, dan dia sangat peduli dengan daerahnya itu. Di sisi lain, dia juga mesti orang yang berwawasan dan berpandangan maju ke depan. Maka, dia akan dapat menghubungkan antara pusat dengan daerah tertinggal, sekaligus menarik daerah-daerah untuk membangun diri.

Menteri Riset dan Teknologi :
Arif Teguh Raharjo, S.T
Arif adalah teman SMA saya juga, dan ketika itu dia aktif di KIR (karya ilmiah remaja), yang berlanjut hingga ketika mahasiswa dia juga sering mengikuti penelitian dan berprestasi dalam bidang tersebut.
Menristek hendaknya orang yang memang cakap dalam urusan-urusan ilmiah dan akademis. Arif menjadi satu-satunya menteri di sini yang ketika membaca ini, dia langsung saja menyodorkan program-programnya, yang antara lain : Peneliti-peneliti asal Indonesia di luar negeri diminta pulang untuk mengembangkan teknologi Indonesia; Memberi penghargaan kepada hasil karya cipta anak bangsa, seberapapun kecilnya karya tersebut. 

Menteri BUMN :
Okie Indra Wijaya, S.E
Okie teman saya SMA, lulusan ekonomi UNS, dan saat ini bekerja di Ditjen Pajak kemenkeu. 
Menteri BUMN akan cocok untuk dia yang ahli ekonomi dan bisnis, namun tetap punya ‘style’ birokrat.

Menteri Pemuda dan Olahraga :
M.Fachreza Habibie
Habibie adalah saudara sepupu saya dan saat ini masih kuliah di jurusan Pertambangan UPN.
Menpora harusnya dia yang tahu banget dunia anak muda, dan hobi berat sama yang namanya olahraga (tulisanku jadi ikut gaul). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar