Kemunculan
wanita-wanita berhijab atau berjilbab makin marak di layar televisi. Entah itu,
dalam film, sinetron, reality show, atau bahkan acara musik. Fenomena ini
sering membuat para penonton kemudian spontan mengatakan “wah, sekarang makin
banyak yang pake jilbab ya, subhanallah,” atau semacam itu.
Padahal,
sebenarnya fenomena makin banyaknya kaum hawa, khususnya yang muslimah
mengenakan jilbab, bukanlah hal yang luar biasa di luar media massa. Dalam
kehidupan sehari-hari, saya, atau mungkin juga kita semua dapat merasakan hal
tersebut. Semenjak kuliah S1 hingga sekarang di program Master , kalau saya
hitung-hitung jumlah teman sekelas saya yang wanita yang mengenakan jilbab
cenderung lebih dominan, bisa dibilang di atas 60 %. Patut dicatat, itu adalah Universitas Negeri umum (non-agama) dan saya kuliah
di fakultas psikologi, yang mayoritas mahasiswanya adalah mahasiswi a.k.a berjenis
kelamin perempuan. Bukan hanya di fakultas saya, di fakultas-fakultas lain
bahkan di perguruan tinggi lain saya juga melihat fenomena yang sama. Begitu
pula di sekolah-sekolah SMA seperti di sekolahannya adik dan
keponakan-keponakan saya. Begitu pun di tempat saya bekerja di berbagai
organisasi dan lembaga sosial.
Jadi,
sekali lagi sebenarnya bukanlah hal yang aneh kalau seorang wanita Indonesia
sekarang mengenakan jilbab. Oleh karena itu saya merasa heran kalau hal itu
menjadi aneh ketika kita melihatnya di televisi. Seperti misalnya ketika Fatin,
seorang peserta ajang pencarian bakat di salah satu stasiun televisi swasta yang
mengenakan jilbab, dikomentari oleh jurinya “kamu sebaiknya ngaji saja.” Padahal,
hijab yang dikenakan Fatin sebenarnya dalam Islam pun masih hijab yang biasa
saja. Bagaimana lagi komentar juri kalau yang dikenakan Fatin adalah hijab yang
lebar ala akhwat-akhwat aktivis dakwah itu? Padahal, hijab yang lebar itu pun
sudah banyak sekali yang mengenakan.
Hal
ini pada akhirnya membuat saya bertanya-tanya : kalau begitu ini yang aneh
televisinya atau para wanita yang mengenakan jilbab itu? Silahkan anda jawab
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar