Belum
lama ini Indonesia dihangatkan oleh ramainya pemilukada Gubernur 2012 di
ibukota DKI Jakarta. Pasangan cagub-cawagub Jokowi-Ahok, yang akhirnya tampil
sebagai pemenang, sempat digoyang oleh isu SARA, di mana Ahok yang merupakan
etnis Tionghoa dan beragama Kristen Protestan alias termasuk kaum minoritas,
dianggap kurang tepat memimpin DKI yang notabene dihuni mayoritas penduduknya
suku Betawi-Jawa dan beragama Islam.
Kisah
kemenangan kaum minoritas ini sejatinya bukanlah yang pertama kali terjadi.
Sebelumnya di belahan dunia lainnya, hal ini pernah terjadi, bahkan tidak hanya
sekali. Berikut ini 6 contoh tokoh dari kaum minoritas di suatu negara atau
daerah, yang kemudian berhasil terpilih menjadi pemimpin di wilayah tersebut :
1. Barack Obama
Tanggal 4 November 2008 menjadi
tanggal yang bersejarah bagi Negara adidaya Amerika Serikat. Pada tanggal tersebutlah, negara yang selama ini mengklaim
sebagai Negara demokrasi terbesar di dunia itu untuk pertama kalinya memiliki Presiden yang berasal dari ras kulit hitam, ras yang selama ini sering
dianggap kelas dua di negara tersebut dan dalam sejarahnya pernah dianggap
sebagai bangsa budak. Adalah Barack Hussein Obama Jr., pria yang sukses
menciptakan sejarah besar tersebut. Dalam Pemilu presiden A.S tahun 2008 tersebut,
Obama yang dijagokan oleh partai Demokrat mengalahkan John McCain, calon dari
partai Republik dengan perolehan suara yang cukup telak, 365 berbanding 173 electoral votes. Obama adalah putra dari
seorang imigran asal Kenya, dan sewaktu kecil pernah tinggal di Indonesia,
tepatnya di daerah Menteng Dalam Jakarta.
2. Alberto Fujimori
Sosok yang kontroversial ini adalah
pria keturunan Asia pertama yang
menjadi kepala negara di Amerika Latin, ketika dirinya sukses terpilih sebagai Presiden Peru pada tahun 1990.
Kemenangannya saat itu bersama partainya yang relatif baru, Cambio 90, dinilai
sangat mengejutkan. Fujimori adalah putra dari pasangan imigran asal Jepang
yang pindah ke Peru pada sekitar tahun 1934. Jumlah keturunan Jepang sendiri di
Peru hanyalah berkisar 0,3 % dari total jumlah penduduk negara tersebut. Masa
kepemimpinannya selama satu dekade dari 1990 hingga 2000 melahirkan banyak
prestasi sekaligus juga kontroversi. Fujimori sukses melindungi Peru dari
ancaman terorisme dan juga menyelamatkan negara yang beribukota di Lima itu
dari krisis ekonomi. Namun, dia juga disebut melakukan pelanggaran HAM dalam
upaya membersihkan pemberontak sayap kanan, yang menyebabkan ribuan orang tewas
selama kurun waktu 10 tahun. Pria yang pernah menjadi rektor ini juga terlibat
dalam berbagai skandal, di antaranya skandal mata-mata pada Pemilu 1995, skandal
Motensino, serta tragedi penyanderaan di kedubes Jepang di Lima pada tahun
1996-97. Fujimori sempat ditahan di Chile pada 2005, diekstradisi dari sana dua
tahun kemudian, hingga akhirnya pada 2009 lalu divonis 25 tahun penjara atas
dugaan pelanggaran HAM. Karir politiknya kini diteruskan oleh putrinya, Keiko
Fujimori.
3. Basuki Tjahja Purnama
Dari dalam negeri, salah satu contoh sosok
yang sukses menembus dominasi mayoritas dalam pemilihan umum adalah Basuki
Tjahja Purnama, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Ahok. Ahok, yang
notabene berasal dari etnis Tionghoa
dan beragama Kristen, secara
mengejutkan berhasil memenangi pemilukada Bupati
kabupaten Belitung Timur tahun 2005. Padahal, Belitung Timur selama ini
dikenal sebagai basis dari Masyumi dan pada Pemilu 2004 dikuasai oleh Partai
Islam. Selama menjabat sebagai bupati, pria bernama asli Zhong Wan Xie ini
berhasil membangun kabupaten Belitung Timur dengan memberikan pelayanan
kesehatan gratis bagi seluruh warga, sekolah gratis sampai tingkat SMA,
pengaspalan berbagai jalan, hingga perbaikan berbagai prasarana serta pelayanan
publik lain. Ahok sempat dicalonkan sebagai calon gubernur Bangka Belitung pada
pemilukada 2007 namun gagal. Terakhir, Ahok maju sebagai calon wakil gubernur
DKI Jakarta mendampingi Joko Widodo alias Jokowi pada pemilukada 2012, dan
sukses tampil sebagai pemenang.
4. Bobby Jindal
Selain Barack Obama, dalam institusi
yang lebih rendah (tepatnya tingkat negara bagian/State), terdapat pula tokoh dari etnis minoritas yang berhasil
menjadi pemerintah di A.S. Adalah Bobby Jindal, seorang keturunan India yang sukses terpilih sebagai Gubernur negara bagian Louisiana
pada tahun 2008 lalu. Yang menarik, jumlah keturunan India di Louisiana sendiri
hanya sekitar 0,2 % dari total jumlah penduduknya. Jumlah tersebut bahkan masih
kalah dari keturunan Asia lain seperti Vietnam dan China, yang juga tak
mencapai 1%. Jindal bahkan konon sempat dicalonkan menjadi calon wakil presiden
dari partai Republik pada 2008 lalu, dan diisukan kembali dicalonkan untuk
pilpres A.S pada 2012 ini. Selama menjabat gubernur, bapak muda kelahiran 10
Juni 1971 ini terbilang sukses menangani masalah kesehatan dan bencana alam di
Louisiana.
5. Manmohan Singh
Di Indonesia, penganut agama Sikh
mungkin jumlahnya masih sangat sedikit, sehingga tak heran jika banyak yang
belum mengenal agama ini. Di negara asalnya sendiri, India, penganut agama yang
mewajibkan umatnya yang lelaki untuk mengenakan sorban ini pun jumlahnya masih
tergolong sangat minoritas, yaitu sekitar 1,9% dari total jumlah penduduk India
per 2001 atau kurang lebih 19 juta jiwa. Namun, jangan kaget apabila perdana
menteri India saat ini (2012) menganut agama tersebut. Manmohan Singh, seorang
lelaki paruh baya kelahiran tahun 1932, adalah Perdana Menteri India pertama yang beragama Sikh. Hal ini terjadi setelah Lok Sabha (DPR-nya India) hasil
Pemilu 2004 menetapkan Manmohan sebagai perdana menteri India yang baru menggantikan
Atal Bihari Vijpayee. Keputusan ini diambil berdasarkan reputasi pria asal
Punjab ini yang bersih dari korupsi, di tengah maraknya korupsi di kalangan
sejumlah pejabat India lainnya.
6. Noor Hassanali
Siapapun umat Muslim yang merindukan
kembalinya kejayaan Islam di dunia, mungkin perlu belajar banyak dari tokoh
satu ini, yang justru nyaris tak terdengar namanya : Noor Hassanali. Hassanali
adalah Presiden Trinidad-Tobago pertama
yang beragama Islam, yang sekaligus
menjadikan dirinya sebagai Muslim pertama dan satu-satunya yang pernah menjadi
presiden di negara barat, yang notabene berpenduduk mayoritas non-Muslim.
Hassanali berkuasa di negara yang terletak di kepulauan Karibia tersebut selama satu dekade antara
1987 hingga 1997. Pria kelahiran 1918 ini disebut sebagai tokoh paling netral,
ramah, dan disegani dalam sejarah perpolitikan di Trinidad-Tobago. Selama
menjabat sebagai presiden, pemerintahannya dikenal nyaris tanpa cela, jujur dan
amanah, serta merakyat. Hal ini menyebabkannya sangat populer di mata rakyat,
hingga mampu terpilih untuk dua kali periode. Pada tahun 2003 lalu, Hassanali
mempublikasikan kumpulan pidatonya dalam buku berjudul ‘Teaching Words’. Mantan
pengacara ini wafat pada tanggal 25 Agustus 2006.