Kabar Gembira!
................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ Blog ini berubah tampilan! :p
Kamis, 07 Agustus 2014
Senin, 21 Juli 2014
Bukan Salah Islam
Fenomena religiusitas dalam kehidupan manusia dewasa ini
mempunyai dua kutub. Di satu sisi, terdapat banyak kalangan yang semakin religius,
sementara di sisi lain banyak yang makin meragukan agama ataupun malas
menjalankannya.
Orang-orang merasa malas menjalankan perintah agamanya, atau tidak
tertarik pada ajaran dan nilai-nilai agamanya, tentu memiliki alasan
tersendiri. Karakter pribadi yang memang seorang pemalas, memang banyak menjadi
alasan. Faktor seperti karakter dan kepribadian bisa disebut sabagai faktor
internal yang mempengaruhi tingkat religiusitas seseorang. Namun, terdapat pula
faktor eksternal, di antaranya adalah faktor sosial. Faktor sosial inilah yang
semakin dominan dalam mempengaruhi tingkat religiusitas seorang individu dalam
tipikal masyarakat yang ada di era ini.
Di antara faktor sosial yang ada, antara lain menyangkut bagaimana
individu yang bersangkutan melihat model dari orang-orang shaleh dan juga
orang-orang baik yang ada di sekitarnya.
Beberapa tahun belakangan, banyak
sekali kita menyaksikan (baik itu dari media massa, internet, maupun dari
lingkungan dekat kita) orang-orang yang kita anggap menguasai ilmu agama, rajin
ibadah, bahkan bisa kita sebut sebagai ustad atau kiyai, ternyata melakukan hal-hal
yang itu jelas merupakan tindak kriminal dan juga dilarang agama. Banyak ustad
yang diisukan melakukan pelecehan seksual. Ada beberapa ustad yang diduga
melakukan penipuan. Ada seorang ketua partai yang kita kenal sangat Islami,
ditangkap oleh KPK dengan tuduhan menerima suap. Terakhir, bahkan seorang
menteri agama, juga terindikasi melakukan korupsi.
Orang-orang yang melihat kasus-kasus tersebut, merasa prihatin. Sayangnya,
banyak di antara orang-orang yang prihatin tersebut, kemudian menjadi tidak
tertarik juga kepada Islam, bahkan tidak sedikit yang jadi menjauhi ajaran
Islam. Alasan yang kerap terlontar adalah “ustad,
kiyai aja kelakukannya kayak gitu, sama aja. gw mah yang penting cukup baik
sama orang aja, gak usah tinggi-tinggi ngejalanin agama.” Dengan kata lain,
orang menjadi berpikir bahwa jikalau orang yang nampak taat beragama saja bisa
berbuat negatif, lantas untuk apa kita juga taat beragama? Toh yang penting kan
berbuat baik saja, ntar juga masuk surga.
Eitttsss…
Pernyataan-pernyataan semacam ini adalah salah kaprah yang fatal. “Beribadah adalah urusan masing-masing dengan
Allah” oke, itu benar. Jadi, soal bagaimana orang-orang yang kita pandang
sebagai ustad atau kiyai itu berperilaku buruk, itu adalah urusan mereka dengan
Tuhan. Perkara Anda menganggap itu perbuatan yang salah, keliru, munafik, dsb.,
silahkan. Tetapi kemudian apabila mereka ‘seperti itu’, apakah lantas itu
mempengaruhi keberagamaan Anda? Dalam hal ibadah, Anda adalah Anda, mereka
adalah mereka, kita adalah kita. Tugas kita antar sesama manusia dalam hal
ibadah hanyalah saling mengingatkan dan mungkin mengajarkan. Ini baru satu hal.
Kedua, perkara mereka mungkin sudah rajin beribadah, pengetahuan agamanya
luas, namun masih memiliki beberapa perilaku negatif, itu bukan salah Islam.
Islam tidak mengajarkan umatnya untuk korupsi, tidak menghargai wanita, berperilaku
munafik, melakukan tindak kekerasan, atau perbuatan-perbuatan lain yang
merugikan orang lain. Sama sekali tidak. Shalat sejatinya mendorong perbuatan
ma’ruf (baik) dan mencegah perbuatan munkar. Puasa sejatinya melatih orang
untuk mengendalikan diri. Ibadah haji sejatinya membentuk orang menjadi lebih
bijak dalam berperilaku. Apabila ada orang yang sudah rajin shalat, ngaji,
rajin puasa sunnah, atau sudah haji tapi kok tidak ada dampak kepada perilaku
sosialnya, maka kekhusyukan dan pemaknaan mereka terhadap ibadah yang mereka jalankan
itu patut dipertanyakan.
Ada juga pendapat yang sering muncul “makin paham seseorang tentang aturan
agama, makin pandai pula dia mengakalinya.” Pendapat ini mungkin ada benarnya,
tapi juga tidak bisa sepenuhnya disetujui. Sekali lagi, itu berpulang pada
orangnya masing-masing. Kalau memang yang bersangkutan sudah punya niat yang
salah, ya penyimpangan itulah yang akan mereka lakukan. Tapi banyak juga yang
ilmu agamanya luas, dan perilakunya pun makin bijak. Kelompok yang niatnya
keliru tadi, bisa jadi disebabkan banyak faktor samping : motivasi ekonomi,
adanya kesempatan, tipe kepribadian, kepentingan politik, dll. Jadi, sama
sekali bukan disebabkan oleh pengetahuan agama itu sendiri. Karena, lagi-lagi,
agama sama sekali tidak mengajarkan perilaku menyimpang tersebut.
Jadi, kesimpulannya adalah : apapun yang dilakukan orang-orang yang kita
anggap taat itu, biarin aja! Kalau kita mau beribadah ya beribadah aja. Kalau
kita mau memperdalam agama, ya belajarlah. Udah, itu aja.
Rabu, 11 Juni 2014
Prediksi Piala Dunia 2014
Saya membagi Piala Dunia ke dalam dua kategori, yaitu
PIala Dunia yang ‘minim kejutan’ dan ‘penuh kejutan’. Sejak Piala Dunia 1994,
piala dunia pertama yang ‘abnormal’ karena banyaknya kejutan, maka selanjutnya
siklus piala dunia menjadi seperti ini : Piala Dunia 1994 : penuh kejutan -
Piala Dunia 1998 : minim kejutan - PD 2002 : penuh kejutan – PD 2006 : minim
kejutan – PD 2010 : penuh kejutan. Apabila mengikuti siklus tersebut, maka
seharusnya PD 2014 kali ini akan minim kejutan.
Ada 2 ‘ciri’ utama dari piala dunia yang minim kejutan
:
1. Tidak ada satu tim Asia pun yang lolos ke babak 16
besar
2. Hanya akan tersisa maksimal 2 tim kuda hitam saja di
babak perempat final
Tapi ada satu catatan, bahwa minim kejutan di sini
bukan berarti grand finalnya kemudian akan mempertemukan 2 tim yang sebelumnya
memang berada di urutant teratas daftar tim yang paling diunggulkan (Brasil vs
Spanyol misalnya). Contohnya Piala Dunia 2006 yang sangat sedikit kejutannya
itu justru mempertemukan Italia dan Prancis, dua tim yang kala itu sedang tidak
berada dalam performa terbaiknya, di partai puncak. Sedangkan Piala Dunia 2010
yang banyak kejutannya, ujung-ujungnya tetap saja dijuarai oleh Spanyol, yang
memang paling banyak diunggulkan untuk menjadi juara.
*keterangan : yang ditulis merah adalah tim yang lolos
Grup A
Peluang lolos : Brasil (53%), Meksiko (27%), Kroasia (16%),
Kamerun (4%)
Brasil sebagai tuan rumah dan juga merupakan tim
raksasa, tak terbantahkan akan menjadi penguasa grup. Meksiko adalah sebuah tim
yang selama ini selalu dapat merepotkan Brasil, bahkan sering mengalahkan
mereka. Hal ini menjadikan mereka sebagai tim yang paling berpeluang
mendampingi tim Samba ke 16 besar. Namun, Kroasia yang berisikan pemain-pemain
macam Luka Modric dan Mario Mandzukic juga memiliki potensi yang lebih dari
cukup untuk mengganjal Meksiko. Kamerun lolos ke PD 2014 dengan diliputi penuh
keberuntungan, jadi nampaknya tim berjuluk Indomitable Lions itu hanya akan
jadi juru kunci grup.
Grup B
Peluang lolos : Spanyol (41%), Belanda (38%), Cili (14%),
Australia (7%)
Banyak yang menyebut grup ini sebagai grup maut. Saya
tidak setuju. Justru grup ini menjadi tidak menarik karena bersifat two horses race. Spanyol dan Belanda relatif
tidak punya rintangan untuk menjadi wakil grup B di babak 16 besar. Tim matador
dan tim oranye hanya akan berebut posisi juara grup saja. Cili yang memiliki
karakter bermain kuat khas Amerika Latin dan materi pemain yang lebih baik dari
Australia, akan menempati posisi tiga.
Grup C
Peluang lolos : Kolombia (26%), Pantai Gading (26%), Yunani
(24%), Jepang (24%)
Nah, justru grup C inilah grup maut yang sesungguhnya.
Kekuatan keempat tim betul-betul sangat merata, tidak ada satu tim yang lebih
baik dari tim lainnya. Tadinya saya memprediksi Kolombia paling besar
peluangnya jadi juara grup. Namun, seiring cederanya andalan utama sekaligus
nyawa tim mereka, Radamel Falcao, peluang itupun menurun. Meski begitu,
negaranya Andreas Escobar tetap saya prediksi bisa lolos meski mungkin butuh
perjuangan ekstra. Setiap gelaran piala dunia sejak 1990, selalu ada satu tim (tidak kurang, tidak lebih) Afrika
yang lolos ke 16 besar. Tahun ini, ‘jatah’ itu nampaknya akan jadi milik
Pantai Gading, mengingat tim-tim Afrika lain berada satu grup dengan tim-tim
besar dan sulit untuk lolos. Yunani punya potensi besar untuk mengejutkan,
sebagaimana yang mereka lakukan di Euro 2004. Apalagi negeri dewa-dewi ini
punya level permainan yang konsisten. Jepang mungkin terbentur oleh kutukan ‘piala
dunia minim kejutan’ terhadap tim-tim Asia (sebagaimana saya jelaskan di bagian
pendahuluan tadi). Namun, dengan level permainan yang terus meningkat, ditambah
makin banyaknya pemain mereka yang jadi andalan klub-klub besar Eropa, maka
menjadi juara grup sekalipun masih mungkin bagi tim Samurai Biru. Intinya, ini
adalah the real hell, grup yang
paling sulit diprediksi.
Grup D
Peluang lolos : Italia (34%), Uruguay (33%), Inggris (31%),
Kostarika (2%)
Saya pikir semua pengamat sepakat mengenai status grup
ini sebagai grup neraka. Ada tiga tim kuat dan memiliki sejarah panjang di
piala dunia, yang memiliki peluang sama besarnya untuk lolos dari grup ini. Italia
memang terpuruk pada PD 2010, namun setelah itu mereka kembali ke jalurnya
dengan melaju ke final Euro 2012 dan lolos ke PD 2014 sebagai juara grup tanpa
terkalahkan di babak kualifikasi. Biasanya tim besar yang terpuruk di PD
sebelumnya akan bisa melangkah jauh di PD berikutnya. Uruguay, meski kondisi
Suarez masih meragukan, namun tetap saja memiliki banyak modal lain untuk
bicara banyak di PD kali ini. Antara lain adalah materi pemain yang bagus,
pengalaman sebagai semifinalis di PD sebelumnya, dan tuah tanah Brasil terhadap
mereka. Tuah yang dimaksud adalah motivasi mengulang kejayaan di PD 1950 di
tempat yang sama, dan jarak yang dekat sehingga memudahkan suporter
berbondong-bondong datang mendukung. Inggris dengan materi pemain muda
menjanjikan dan memiliki liga terbaik di dunia tetap tidak bisa dipinggirkan
dari persaingan. Kostarika boleh dibilang hanya akan menjadi pelengkap semata.
Meski begitu, biasanya tim yang menjadi satu-satunya non-unggulan di sebuah
grup maut akan mampu mencuri setidaknya satu poin dari salah satu tim. Saya
prediksi ‘korban’ Kostarika tersebut adalah antara Italia atau Inggris.
Grup E
Peluang lolos : Prancis (43%), Honduras (21%), Swiss (21%),
Ekuador (15%)
Prancis, yang performanya masih naik-turun, sangat
beruntung hasil undian menempatkan mereka di grup ini. Di antara tiga tim
lainnya, belum ada yang bisa menyaingi kemampuan tim Ayam Jantan. Honduras
adalah tim yang terus mengalami perkembangan dewasa ini dan punya ‘hobi’
menjadi giant killer. Sedangkan Swiss
adalah tim Eropa yang, sebagaimana Yunani, memiliki level permainan yang
konsisten. Kedua tim ini saya prediksi akan bersaing ketat untuk menjadi
runner-up grup. Ekuador sudah pernah mengejutkan di PD 2006, dan biasanya hal
seperti itu sulit untuk diulang (alias keajaiban tak datang dua kali).
Grup F
Peluang lolos : Argentina (56%), Bosnia-Herzegovina (23%),
Nigeria (16%), Iran (5%)
Argentina saya jadikan sebagai tim dengan nilai
presentase peluang tertinggi untuk lolos dari grupnya, di antara semua tim
peserta piala dunia. Ini dikarenakan, dengan segala kelebihan yang mereka
miliki – mulai dari materi pemain bintang, penyerang-penyerang yang ganas,
motivasi tinggi karena bermain di tanah ‘tetangga gaduh’, hingga rasa penasaran
dari sang megabintang Lionel Messi terhadap trofi piala dunia – mereka
dipertemukan dengan tim-tim lawan yang levelnya masih sangat sulit untuk bisa
menyaingi Tim Tango. Bosnia-Herzegovina adalah jagoan saya di PD kali ini, dan
memang banyak yang memprediksi Edin Dzeko cs. bisa menjadi tim kuda hitam.
Nigeria untuk ketiga kalinya harus bertemu Argentina di ajang piala dunia.
Modal sebagai juara Afrika sama sekali bukan jaminan bersih untuk bisa lolos
dari grup ini, meski mereka tetap bisa menjegal langkah Bosnia. Iran, seperti
di tiga PD yang pernah mereka ikuti, masih sulit untuk sekedar bisa menang
sekalipun.
Grup G
Peluang lolos : Jerman (39%), Portugal (30%), Ghana (17%),
A.S (14%)
Istilah yang paling tepat untuk menggambarkan grup ini
adalah : gampang-gampang susah. Jerman memang sangat diunggulkan. Selalu melaju
hingga babak semifinal 4 turnamen besar terakhir (PD ataupun Euro) sudah cukup
menggambarkan betapa mengerikannya timnas satu ini. Portugal memang
kelihatannya terlalu bergantung pada CR7. Namun, ‘anehnya’ cukup dengan
mengandalkan sang megabintang saja, tim yang belum pernah jaura PD ini tetap
mampu beberapa kali tampil hebat. Ghana memang berhasil lolos ke babak
knock-out dalam dua piala dunia berturut-turut 2006-2010. Namun, dengan
menghitung juga peluang tim-tim Afrika lain, maka seperti yang saya bilang tadi
(lihat : pembahasan grup C) jatah satu tiket miliki wakil Benua Hitam kali ini
akan menjadi milik Pantai Gading. Ini adalah untuk ketiga kalinya
berturut-turut A.S berjumpa dengan Ghana di piala dunia, dan dalam 2 pertemuan
sebelumnya mereka selalu kalah. Maka sepertinya tim negeri Paman Sam yang
dilatih Juergen Klinsmann hanya akan mempersulit Jerman saja.
Grup H
Peluang lolos : Belgia (38%), Russia (36%), Korsel (20%),
Aljazair (6%)
Belgia banyak diperhitungkan sebagai tim yang bisa
melaju jauh bahkan menyaingi tim-tim besar. Modal ‘generasi emas’ jadi
alasannya. Namun, menurut saya, bagi sebuah tim yang belum banyak pengalaman di
turnamen besar, status unggulan tersebut bisa menjadi beban bagi Belgia
sendiri. Sementara Russia yang ditangani oleh pelatih bermental juara, Fabio
Capello, punya peluang besar untuk bisa mengambil keuntungan dari rasa grogi
pesaingnya dari sesama Eropa tersebut. Korea Selatan belakangan mulai menurun
penampilannya, ditambah dengan adanya kutukan terhadap tim Asia (lihat : bagian
pendahuluan), sepertinya kali ini mereka tidak akan mengulang prestasi di PD
2010 dengan lolos ke 16 besar. Namun, untuk sekedar berada di atas Aljazair,
itu masih sangat mungkin.
*keterangan : yang ditulis merah adalah tim yang menang
16 besar
Brasil vs Belanda (59-41)
Saat yang tepat untuk membalas dendam PD 2010, itulah
yang akan timbul dalam pikiran para pemain tuan rumah. Belanda yang sedang
dalam fase regenerasi, akan mengalami banyak kesulitan untuk membendung tim
Samba yang telah memiliki segudang modal menghadapi kompetisi ini. Sneijder dan
Robben akan mengakhiri karir mereka di piala dunia di babak ini.
Kolombia vs Uruguay (47-53)
Duel sesama Amerika Latin, menarik. Dengan pola
permainan yang hampir sama dan sudah saling mengenal, pertarungan akan
berlangsung ketat. Pemenang akan ditentukan oleh siapa yang memiliki materi
pemain sedikit lebih baik, dan itu adalah Uruguay.
Prancis vs Bosnia-Herzegovina (48-52)
Dalam setiap gelaran ‘piala dunia minim kejutan’
sekalipun, biasanya tetap akan ada satu tim kejutan, dan umumnya mereka adalah
tim dari Eropa Timur. Contohnya adalah Bulgaria di PD 1994, Kroasia di PD 1998,
Turki di PD 2002, dan Ukraina di PD 2006. Ada dua tim yang sebenarnya memiliki
peluang untuk menjadi kuda hitam di PD ini, yaitu Belgia dan Bosnia. Namun, tim
Belgia (lihat : pembahasan grup H) akan memiliki beban dari harapan banyak
orang terhadap mereka, dan itu bisa membuat ‘jatah’ tim kejutan melayang ke
tangan Bosnia. Prancis memang tetap memiliki peluang besar untuk lolos,
mengingat mereka sedang dalam fase kebangkitan dan ditangani oleh pelatih
bertangan dingin Didier Deschamps. Namun pada akhirnya benturan yang keras ini
tetap akan dimenangi oleh Dzeko cs.
Jerman vs Russia (65-35)
Lagi-lagi Capello mentok di babak 16 besar. Materi 100%
pemain klub lokal yang dimilikinya bisa menjadi nilai plus, tapi bisa juga
menjadi sebuah blunder. Menghadapi tim sekelas Mesut Ozil dkk., maka yang kedua
yang benar.
Spanyol vs Meksiko (67-33)
Meksiko lolos secara sangat beruntung ke PD 2014 ini,
hanya berkat ‘pertolongan’ gengsi A.S yang tidak ingin kalah dari Panama di
partai terakhir babak kualifikasi zona Concacaf. Saya pribadi pun menganggap
tim Sombrero tidak ada di piala dunia kali ini. Sangat kebetulan kalau sampai
mereka betul-betul bertemu tim raksasa Spanyol di 16 besar, biar cepat
tersingkirlah.
Italia vs Pantai Gading (72-28)
Dalam ‘piala dunia minim kejutan’, perjuangan tim
Afrika biasanya hanya akan sampai di babak 16 besar. Itu juga yang akan dialami
Yaya Toure cs. Italia, yang sebagaimana Prancis, berada dalam fase kebangkitan,
akan sangat mampu untuk memanfaatkan tradisi tersebut.
Argentina vs Honduras (73-27)
Menghadapi Lionel Messi dkk.? Kejutan besar Honduras akan
berhenti sampai di sini. #udahituaja
Belgia vs Portugal (46-54)
Belgia yang jadi sorotan, akan memiliki beban besar (lihat :
pembahasan grup H). Meski begitu, Cristiano Ronaldo cs. tetap tidak akan mudah
untuk mengalahkan mereka. Hasil akhir dimenangkan oleh mereka yang lebih
berpengalaman.
Perempatfinal
Brasil vs Uruguay (61-39)
Maracana, 16 Juli 1950. Final piala dunia, jadi tuan
rumah, didukung 200.000 penonton, dan ….. kalah. Seluruh rakyat Brazil tidak
akan pernah lupa hari itu. Dan pertemuan ini (jika memang benar-benar terjadi),
akan menjadi momentum untuk membalas dendam kesumat tersebut. Dan kali ini,
sepertinya tuan rumah akan sukses.
Bosnia-Herzegovina vs Jerman (36-64)
Bosnia akan mengikuti jejak Ukraina 2006, kuda hitam yang
kalah di perempatfinal dari kandidat juara.
Spanyol vs Italia (53-47)
Ulangan final Euro 2012 dan semifinal Piala Konfederasi
2013. Dalam dua kesempatan tersebut, Spanyol menang relatif mudah. Akan tetapi,
perjuangan tim matador akan lebih sulit lantaran lawan sudah mulai hafal cara
menangkal tiki-taka mereka. Meski begitu, Spanyol yang masih mengandalkan
hampir semua alumnus PD 2010 masih terlalu tangguh bagi pasukan muda Gli
Azzuri.
Argentina vs Portugal (56-44)
Finally, Messi vs Ronaldo in World Cup! Ini mungkin
sudah menjadi ekspektasi banyak penggila bola, dan secara alur kompetisi
harapan itu sangat mungkin terwujud di gelaran kali ini. Dan sebagaimana di La
Liga dan perebutan Ballon D’Or, Messi yang akan memenangkan pertarungan ini.
Semifinal
Brasil vs Jerman (49-51)
Empat kali berturut-turut lolos hingga semifinal 4
turnamen beruntun (lihat : pembahasan grup G) rasanya sudah cukup bagi Jerman.
Inilah saatnya melangkah lebih jauh. Apalagi para pemain yang empat tahun lalu
masih tergolong muda, kini sudah berada pada usia emas. Sedangkan Brasil,
sangat gatal ingin kembali merebut trofi yang terakhir direngkuh 12 tahun yang
lalu. Brasil sudah menjuarai ajang ini sebanyak lima kali dan ironisnya, mereka
justru gagal dalam kesempatan pertama menjadi tuan rumah pada PD 1950. Tentu
mereka ingin menebus hal tersebut dalam kesempatan kedua ini. Jadi, boleh
dibilang duel ini sebagai duel sesama tim dengan ambisi ‘Now or Never’. Tapi
feeling saya mengatakan Jerman yang akan menang. Ya, hanya feeling. Karena
kekuatan dan kondisi mental kedua tim sangat seimbang. Dukungan penonton tidak
selalu ‘ngefek’ untuk piala dunia.
Spanyol vs Argentina (47-53)
Spanyol juara lagi? I don’t think so. Mereka masih
mengandalkan muka-muka lama. Permainan tiki-taka, meski sudah banyak
dimodifikasi oleh Del Bosque sendiri, namun tetap saja sudah mulai terbaca.
Liga Champions sudah membuktikan itu melalui kegagalan Barcelona dan Bayern
Muenchen-nya Pep. Jadi, langkah juara bertahan kemungkinan besar akan selesai
di fase ini. Setelah 1986, baru kali ini tuan rumah kembali ke Amerika Latin.
Jadi, inilah waktu yang tepat bagi tim Tango untuk unjuk gigi, setelah sekian
lama ‘terbenam’.
Perebutan Juara 3
Brasil vs Spanyol (54-46)
Perebutan tempat ketiga sering menjadi duel ‘barisan
sakit hati’. Gengsi akan lebih menentukan daripada faktor teknis. Gengsi dan
motivasi lebih tinggi umumnya lebih dimiliki oleh tuan rumah dibandingkan juara
bertahan.
Final
Jerman vs Argentina (51-49)
Di manapun, kompetisi apapun, partai grandfinal selalu
sulit untuk diprediksi. Bahkan sekalipun misalnya duel yang terjadi adalah
antara tim unggulan vs non-unggulan. Apalagi bila sesama tim unggulan dengan
materi pemain dan kualitas permainan yang setara. Jerman vs Argentina ini mirip
dengan Italia vs Prancis di final 2006. Pertarungan akan berlangsung sengit
hingga menit terakhir. Kedengarannya normatif, tapi memang itulah yang akan
terjadi. Para pemain kedua tim sama-sama berada di usia emas dan performa
puncak. Liga Jerman sedang berkembang pesat, namun para pemain Argentina juga menjadi
andalan di tim-tim papan atas liga Eropa. Yang agak berbeda adalah gaya
permainan. Jerman lebih mengandalkan power dan umpan panjang dengan
mengandalkan sayap, sementara Argentina lebih mengandalkan skill individu
pemain dan permainan pressing. Satu hal yang juga bisa menjadi pembeda adalah
faktor pelatih. Joachim Loew di kubu tim panser memiliki pengalaman dan
kapabilitas lebih baik dari Alejandro Sabella di kubu Argentina. Namun, pelatih
berprinsip keras seperti Sabella kadang dapat mengejutkan. Dari berbagai
hitung-hitungan, maka saya menilai Jerman lebih siap untuk menjadi juara kali
ini, sekaligus menjadi tim Eropa pertama yang menjadi juara piala dunia yang
digelar di benua Amerika. Argentina sepertinya butuh regenerasi.
Yang jelas, semua ini hanya prediksi, sangat mungkin salah.
Bahkan, sebagai seorang penyuka kejutan, saya justru berharap prediksi saya kali
ini banyak yang salah J
Jumat, 09 Mei 2014
Pandawa di bawah Kendali Sengkuni
Tersebutlah dalam dunia pewayangan, sebuah kitab yang
biasa sebut sebagai ‘Mahabharata’. Kitab ini mengisahkan mengenai pertempuran
antar dua kelompok yaitu Kurawa dan Pandawa. Kurawa dan Pandawa sebenarnya
adalah saudara sepupu. Namun, karena kedzaliman dari pihak Kurawa terhadap
Pandawa, ditambah dengan perebutan kerajaan Hastinapura, maka permusuhan yang
berujung pada pertempuran di antara keduanya pun tak terelakkan.
Kurawa dan Pandawa adalah anak-anak dari dua orang kakak
beradik, Destarastra dan Pandudewanata. Destarastra memiliki seratus orang
anak, dengan anak yang tertua sekaligus sebagai pemimpin bernama Duryodhana.
Kelompok anak Destarastra inilah yang disebut sebagai Kurawa. Kurawa memiliki
watak yang kejam, keras, sombong, arogan, dan licik. Sementara Pandudewanata
memiliki lima orang anak yang biasa disebut dengan Pandawa Lima, yang terdiri
dari Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Pandawa memiliki karakter jujur,
sederhana, rendah hati, tegas, kuat, namun teraniaya.
Namun, sebenarnya salah satu faktor yang menjadi penyebab
perilaku Kurawa yang negatif tersebut adalah adanya hasutan dari Sengkuni. Sengkuni adalah
patih di kerajaan Hastinapura yang adalah juga adik ipar dari Destarastra.
Sengkuni merupakan sosok yang sangat licik dan manipulatif. Sedari awal dia telah menghasut Destarastra untuk memusuhi
Pandu dan merebut tahta Hastinapura. Setelah Destarastra menjadi raja dan para
Kurawa lahir, Sengkuni memprovokasi Duryodhana dan adik-adiknya untuk
menyingkirkan Pandawa Lima dan menguasai penuh kerajaan.
![]() |
patih sengkuni |
Sengkuni memang dikisahkan sebagai tokoh yang suka
menghasut pihak-pihak yang potensial menjadi penguasa dan mudah untuk
dipengaruhi. Dia juga gemar memprovokasi. Namun, metode yang dia gunakan sangat
halus dan cerdas, hingga para dewan menteri Hastinapura yang sebenarnya tidak
suka padanya dan mencium kelicikannya pun tak mampu mengeluarkan dia dari
kerajaan.
Dalam dunia perpolitikan di Indonesia pasca reformasi
ini, banyak ‘Sengkuni’ bertebaran di mana-mana. Sebagaimana Sengkuni dalam
Mahabharata tadi, para sengkuni Indonesia ini gemar menjilat kepada para
penguasa, serta menyusun siasat bagaimana caranya agar dapat memperoleh keuntungan
ekonomi yang besar, menjadi kebal dari hukum, dan juga menyebarkan pemikiran
atau ideologinya. Di sisi lain, sebagaimana juga salah satu motivasi Sengkuni
adalah untuk meruntuhkan kerajaan Hastinapura, maka terdapat pula ‘sengkuni-sengkuni’
yang motivasi sebenarnya adalah menghancurkan mental dan ekonomi bangsa negara
ini, sehingga menjadi mudah untuk dikuasai.
Satu hal yang patut diwaspadai oleh rakyat Indonesia,
para ‘Sengkuni’ itu sekarang tidak lagi mendekati kubu Kurawa, namun justru
beralih kepada para Pandawa. Sengkuni melihat Kurawa sekarang sudah tidak bisa
lagi diajak kerjasama. Entah karena kubu Kurawa merasa sudah bisa bekerja
sendiri, merasa cukup dengan modal yang ada untuk berkuasa, ataukah malah
mereka sudah mau bertobat.
Sementara di sisi lain kubu Pandawa sekarang sudah
mulai unjuk gigi dan makin populer. Bisa jadi karena rakyat juga sudah bosan
dengan kebusukan para Kurawa. Sengkuni yang sangat licik dan licin itupun
memanfaatkan momentum tersebut untuk mencoba mengalihkan hasutannya kepada para
Pandawa. Gawatnya, Pandawa nampaknya termakan oleh hasutan tersebut hingga
bersedia menuruti perintah dan permintaan Sengkuni.
Rakyat boleh jadi tidak menyukai kubu Kurawa yang mungkin
memang masih menyimpan sifat-sifat buruknya. Tapi rakyat juga harus hati-hati,
karena Pandawa yang protagonis itu sekarang sudah dibackingi oleh Sengkuni. Tentu
saja motivasi Sengkuni masih tetap sama : berkuasa secara ideologis, ekonomi,
dan politik, tanpa mempedulikan rakyat. Hmm…kalau begini caranya, sepertinya
rakyat Indonesia masih harus bersabar lebih lama untuk menunggu datangnya ‘satrio
piningit’ yang sesungguhnya.
Kamis, 27 Maret 2014
Jangan Remehkan Doa Orang Lain
*semua yang saya tulis ini tidak bermaksud riya’, ujub,
sum’ah, atau yang lainnya. Ini hanya sharing dan sekaligus pembelajaran bersama
semata...
Kala itu, sekitar tahun 2007, namun saya lupa bulannya
apa. Waktu itu, sore hari, hujan deras baru
saja turun. Saya dan beberapa orang tetangga saya sedang berada di masjid kampung kami, karena baru usai mengajar TPQ.
Saya berdiri di pintu samping masjid yang menghadap ke tempat wudhu dan kamar mandi. Di antara
pintu samping itu dengan kamar mandi adalah jalanan umum, sehingga tidak ada
atap atau semacamnya. Menatap hujan. Seketika itu, dari dalam kamar mandi
keluar sesosok kakek-kakek renta. Pakaiannya lusuh, sarungnya ditariknya ke
atas, kakinya nampak agak lumpuh dan sulit berjalan. Beliau bukan warga kampung
kami, sepertinya seorang tunawisma musafir.
Tiba-tiba, kakek itu memanggil-manggil saya dalam
bahasa Jawa, yang artinya “Nak, tolong kemari, bantu saya.” Tentu saya merasa iba. Hujan-hujan begitu, dengan
kondisi kaki dan fisik seperti itu, tentu si kakek sangat kesusahan untuk
mencapai masjid. Bergegas saya ambil payung, kemudian saya hampiri kakek itu.
Setelah itu saya gandeng beliau, saya payungi sambil saya tuntun berjalan perlahan.
Jalannya sangat pelan dan tergopoh-gopoh. Padahal kata dia pakaiannya ada di
sisi masjid yang lain, di mana kami harus mengitari masjid untuk mencapainya,
hujan-hujan.
Saya tuntun terus beliau perlahan sambil memayungi,
biarpun saya jadi yang kehujanan, biarlah. Sambil berjalan itu, si kakek
tiba-tiba nyeletuk “makasih ya nak, makasih ya. saya doakan kamu jadi dosen
nak, jadi dosen besok kamu..” Kontan saya agak kaget. Jadi dosen? Dari mana
beliau tahu kalau itu salah satu cita-cita saya. Sementara kami bahkan tidak
saling mengenal.
Waktu itu saya masih kuliah, skripsi pun belum.
Cita-cita saya yang utama saat itu adalah bekerja di media massa atau di bidang
entertainment tapi di balik layar. Sedangkan dosen adalah opsi lain. Saya
perhatikan wajah sang kakek yang menghadap ke depan, nampak berkaca-kaca. Saya
meyakini, beliau tulus dalam mendoakan saya. Amiin, demikian balas saya dalam
hati…
Sekarang, tahun 2014, saya telah menjadi dosen di
sebuah perguruan tinggi swasta di Jabodetabek. Saya pun teringat kembali dengan
doa sang kakek, meskipun saya tidak begitu ingat lagi wajahnya seperti apa.
Namun, satu hal yang saya ambil hikmahnya dari sini adalah, jangan pernah
remehkan doa orang lain. Meskipun orang tersebut adalah orang asing (tidak pernah kita kenal sebelumnya), ataupun nampak lemah dan remeh apabila
kita lihat dari sudut pandang duniawi, namun sesungguhnya Allah SWT tidak
pernah memandang status tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)