Halaman

Rabu, 29 Agustus 2012

Memasuki Era PascaGalau



Saya pernah melihat sebuah blog pribadi milik seseorang yang menjelaskan bahwa masa hidup itu terdiri dari masa galau dan masa pra-galau. Hey, bukannya kalau ada ‘pra’ seharusnya juga ada ‘pasca’? Selalu begitulah siklus hidup manusia. Selalu demikian siklus yang mengaluri sebuah peradaban.

Alhamdulillah, masa galau yang sangat lama sebagaimana yang saya tulis dalam artikel saya terdahulu, ‘Kegalauan Seperempat Abad’, sebentar lagi akan berakhir. InsyaAllah dengan rahmat Allah SWT, saya akan memasuki masa Pasca-Galau. Sebagaimana saya tulis di artikel pada yang diunggah Oktober 2011 itu, saya sudah tidak memiliki kesanggupan lagi untuk menahan kegalauan yang telah berlangsung sangat lama itu, dan saya memiliki banyak harapan terkait kehadiran seorang pendaming hidup.

Namun satu hal, yang nyaris terlupakan oleh sebagian besar manusia adalah, bagaimana selanjutnya setelah memasuki masa Pasca-Galau tersebut? Ibarat sebuah negara yang baru merdeka, bagaimana selanjutnya setelah merdeka itu? Ibarat seorang mahasiswa yang diwisuda, bagaimana selanjutnya ke depannya? Manusia seringkali begitu mendambakan sesuatu selama bertahun lamanya, memperjuangkannya mati-matian. Namun begitu setelah mendapatkannya, yang bersangkutan bingung sendiri harus bagaimana selanjutnya. Tak salah jika dalam dunia kompetisi olahraga, dikenal istilah ‘mempertahankan lebih sulit daripada merebut’.

Sebenarnya, inti dari ‘what should I do after this?’ itu simpel saja, cukup diperlambangkan dengan satu kata : ‘Bersyukur’. Akan tetapi, apakah sesimpel itu? Gak juga. Cakupan kata ‘bersyukur’ itu terlalu luas. Bersyukur itu bukan hanya mengucap “Alhamdulillah”. Begitu banyak hal yang bisa kita lakukan untuk bersyukur, dan tak akan cukup bila ditulis di sini. Bahkan mungkin tak cukup dituangkan dalam sebuah buku yang sangat tebal. Hanya Anda yang tahu, bagaimana cara mensyukuri nikmat yang telah anda miliki.

Yang jelas, begitu memasuki masa Pasca-Galau ini, maka segala pengalaman getir-pahit yang kita rasakan selama masa Galau dulu hendaknya tidak perlu kita ungkit-ungkit lagi, kecuali kita jadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga untuk ke depannya. Memasuki sebuah era yang baru, tentu akan muncul tantangan-tantangan baru yang tentunya membutuhkan perencanaan serta sikap yang baru pula.

Satu hal yang paling utama : Membuktikan diri bahwa saya pantas menerima nikmat ini. Ya, bersyukur dalam masa Pasca-Galau sebenarnya tak melulu mencakup pembuatan sistem baru. Terkadang, cukup dengan mewujudkan apa yang telah kita niatkan ketika masa galau dulu, apa yang telah kita rencanakan apabila kita telah memperoleh apa yang kita inginkan. Tentu juga menyesuaikan dengan kondisi dan perubahan yang ada.

Dengan demikian, sejatinya kita telah cukup siap untuk menghadapi sebuah era baru, masa Pasca-Galau. Tinggal bagaimana menjalankannya saja. Bismillahirrohmanirrohim...